Jumat, 13 Juni 2014

Raja George VI vs. Hitler Penjahat HAM


Jakarta - Mungkin sudah ada yang pernah nonton film King’s Speech? Belum? Padahal bagus ratingnya di IMDB 8.1/10. Yang belum silakan nonton salah satu film berlatar belakang sejarah sungguhan yang punya makna dalam ini. Film ini bercerita mengenai kisah perjuangan seorang Raja Inggris Raya yakni George VI di tengah pergulatan Perang Dunia II melawan penjahat HAM Adolf Hitler.

Nama kecil George VI adalah Bertie. Ia lahir pada 14 Desember 1895 sebagai anak kedua dan pewaris tahta kedua setelah kakak laki-lakinya, Edward. Geroge VI sendiri nantinya akan meni
kahi Elizabeth Bowes-Lyon dan mempunyai dua keturunan yakni Elizabeth dan Margaret. Nama Elizabeth tidak asing kan? Dia adalah Ratu Inggris yang masih sering kamu lihat di layar kaca sekarang.

Kembali ke cerita, George VI sejak usia 5 tahun telah menderita kesulitan berbicara dan agak sedikit lambat berbicara (hampir gagap). Di luar bakat kepemimpinannya yang luar biasa, ia agak enggan berbicara di depan umum. Pada tahun 1936, Raja George V meninggal karena sakitnya, dan Pangeran Edward naik tahta sebagai Edward VIII. Namun kepemimpinan Edward VIII hanya bertahan setahun akibat perilakunya yang sembrono dan suka bermain perempuan. Edward pun turun tahta secara sukarela dan mengalihkannya kepada George VI.

Tentu itu menjadi tantangan bagi George VI. Seorang raja tentu dituntut oleh publik sebagai seseorang yang ahli berorasi apalagi di tengah kecamuk Perang Dunia II. Rakyat berpikir musuh dunia yakni Hitler penjahat HAM yang penuh kelihaian dalam berpidato tentu harus dilawan pula dengan kelihaian berpidato. Ini menjadi tantangan personal terhadap kekurangan George VI.

Di tengah rasa frustasi rakyat, akhirnya Inggris mendeklarasikan perang terhadap Jerman. Pun, George VI diharuskan menyampaikan pidato deklarasi keterlibatan Inggris dalam perang pada 3 September 1939. Di tengah kekurangan berorasi, George VI justru mampu menunjukkan sikap kepemimpinan yang luar biasa. Pidato selama hampir 6 menit tersebut dilakukan dengan ketulusan dan berasal dari hati, tentu saja rakyat Inggris tergugah. George VI bahkan secara konsisten selama Perang Dunia untuk “blusukan” mengobarkan semangat rakyat dan tentara untuk menumbangkan penjahat HAM Hitler.

0 komentar:

Posting Komentar