Kamis, 05 Juni 2014
Jumlah Penerimaan Dana Kampanye Pilpres
Jakarta - Dua pasangan calon pemilu presiden resmi menyampaikan laporan awal penerimaan dana kampanye.
Pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa menyampaikan laporan penerimaan awal sebesar Rp 10 miliar, sedangkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla melaporkan Rp 42 miliar.
Bendahara tim kampanye nasional Prabowo-Hatta Thomas Djiwandono bersama Jon Erizal tiba pertama di kantor KPU. Mereka menyampaikan laporan awal penerimaan dana kampanye yang diterima kepala biro hukum KPU Nur Syarifah. "Ini laporan penerimaan tahap pertama sesuai dengan aturan KPU. Jumlah yang kita setorkan saat ini Rp 10 miliar," ujar Thomas kepada wartawan.
Perinciannya, dana Rp 5 miliar dari pasangan capres-cawapres Prabowo-Hatta, ditambah dana Rp 4,8 miliar dari pihak ketiga. "(Sumbangan) ini dari badan usaha. Sisanya Rp 200 juta dari simpatisan individu yang membantu kami," jelasnya. Menurut Thomas, angka itu bukanlah laporan final. Laporan ke KPU saat ini adalah laporan tahap pertama.
Penyampaiannya selambat-lambatnya satu hari sebelum masa kampanye. "Laporan berikutnya tanggal 6 Juli (satu hari setelah masa kampanye). Itu pasti ada penambahan. Cuma, kita mulai dari angka 10 miliar," jelasnya. Tidak lama setelah itu, tim kampanye Jokowi-JK yang dipimpin Akbar Faizal menyampaikan laporan penerimaan dana kampanye.
Total penerimaan yang didapat hingga 3 Juni adalah Rp 42 miliar. Di dalamnya, terdapat laporan penerimaan donasi kampanye Jokowi-JK yang beberapa waktu lalu dibuka ke publik. "Total donasi per pukul 10.00 pagi tadi (kemarin, Red) adalah sebesar Rp 2,9 miliar. Angka tepatnya Rp 2.997.925.737," ujarnya. Jumlah itu didapat dari sumbangan yang dikirimkan ke tiga nomor rekening yang dibuka.
Pertama, di BRI a/n Jokowi Jusuf Kalla sebesar Rp 2.179.362.034. Kedua, di BCA sebesar Rp 627.980.748. Ketiga, Mandiri sebesar Rp 190.609.955. "Jadi, tiga nomor rekening yang paling banyak di BRI. Totalnya itu tadi," ujarnya.
Anggota tim kampanye Jokowi-JK Didit Mehta Paryadi menambahkan, jumlah warga yang memberikan sumbangan kurang lebih mencapai 5 ribu orang. Sebagian besar sumbangan diberikan melalui transfer langsung ke rekening itu atau m-banking atau juga via ATM.
"Ada yang ngasih Rp 200 ribu, Rp 5 ribu, ada yang bahkan seribu rupiah. Paling besar sekitar 200 ribu, kalau nggak salah," ujarnya.
Dana sekitar 42 miliar itu, kata Didit, digunakan untuk pendukung iklan-iklan di media. Dana ini semua telah dimasukkan dalam rekening khusus dana kampanye pilpres Jokowi-JK. "Itu sudah dilaporkan langsung," jelasnya.
Akbar menambahkan, setelah pelaporan ini, penggalangan dana donasi Jokowi-JK tetap dilanjutkan.
Jumlah yang mendekati angka Rp 3 miliar itu menjadi bukti keterlibatan pemilih dalam mendukung calon yang dipilihnya. "Rp 2,9 miliar itu selama tiga hari. Jumlah 5.000 orang itu ada identitasnya. Saya bisa jamin," kata Akbar.
Related Posts:
Warisan Presidennya siapa???.... Jakarta - Menjelang berakhirnya kepemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) . Ada 'Bongkahan Besar yang belum selesai' yang diwariskan kepada presiden baru di sektor ekonomi,sosial,politik,budaya,keamanan. "Peme… Read More
Waduh Kaum Marjinal Buta Aksara Jakarta - Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat Ditjen Paudni Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Wartanto mengatakan, angka rata-rata nasional buta aksara mencapai 4,2 persen dari jumlah penduduk I… Read More
Presiden SBY Tegaskan Gelar Pilpres Yang Bebas Dan Adil Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan, meskipun dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 ini ia tidak menjadi pusat perhatian karena sudah memangku jabatan selama 2 (dua) periode, dalam sisa masa jabatan… Read More
Siapkah Indonesia Masuk Masyarakat Ekonomi ASEAN (ekonomi pasar bebas 2015) Medan - Calon presiden yang terpilih nantinya diharapkan dapat membuat keputusan strategis untuk menunda Indonesia masuk dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang menerapkan ekonomi pasar bebas 2015.Pakar Hubungan Internasi… Read More
PHK Masal di Kementerian/Lembaga Jakarta, Pemotongan anggaran Kementerian Lembaga Rp 43 triliun berpotensi terjadinya pengurangan tenaga kerja sebesar 402.000 orang. Demikian dikatakan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Armida Alisjahbana di Kantor … Read More
0 komentar:
Posting Komentar