Jumat, 27 Juni 2014

Proyek Kabel Listrik Bawah Laut


Jakarta - PT PLN (Persero) terus mematangkan persiapan pembangunan proyek infrastruktur kabel bawah laut tegangan tinggi arus searah atau high-voltage direct current (HVDC) jaringan listrik Jawa-Sumatera.

Direktur Perencanaan dan Pembinaan Afiliasi PT PLN (Persero) Murtaqi Syamsuddin mengungkapkan, pengerjaan konstruksi proyek yang diperkirakan memerlukan waktu 46 bulan. Kegiatan konstruksi akan dimulai kuartal II-2015

"Ya tahun depan sudah bisa dimulai karena proses perizinan dan pembebasan lahan sudah berjalan. Perizinan sudah, sudah dapat. Tahun depannya optimistis triwulan II, III sudah," kata Murtaqi di Gedung Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan (DJK) Kementerian ESDM, Kuningan, Jakarta, Jumat (27/6/2014).

Murtaqi menuturkan, dari rangkaian persiapan terkait pembangunan fasilitas ini pihaknya masih menjalankan proses persiapan lelang, yaitu pra kualifikasi sudah dilewati.

"Pra Kualifikasi sudah, pendanaan sudah dua paket. Kita masih menunggu penawaran, tapi kita menunggu kepastian pendanaan. Yang paling pokok kan pendanaan, kita harapkan pendanaan bisa segera," katanya.

Proyek interkoneksi yang akan menghubungkan listrik Sumatra-Jawa, diperkirakan akan membutuhkan dana investasi sebesar US$ 2,12 miliar atau sekitar Rp 21 triliun. Proyek interkoneksi Sumatera-Jawa ini nantinya akan memiliki kapasitas penyaluran listrik dengan daya 3.000 megawatt (MW) melalui kabel bawah laut.‬

‪Lingkup proyek transmisi sepanjang 700 Km terdiri dari 5 paket pekerjaan. Pertama, pembangunan stasiun converter/inverter di Kabupaten Muara Enim, Sumatra Selatan dan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Kedua yakni pembangunan saluran transmisi kabel bawah laut 500 kV DC sepanjang 40 Km dari Ketapang, Lampung, hingga Salira, Banten yang melintasi Selat Sunda.

Ketiga, adalah pembangunan saluran transmisi udara 500 kV DC dari Muara Enim ke Ketapang dan dari Salira ke Bogor.

Keempat, adalah pembangunan saluran transmisi udara 500 kV AC dari stasiun konverter Muara Enim ke PLTU mulut tambang, dan dari stasiun inverter Bogor ke sistem transmisi 500 kV di Jawa-Bali.

Kelima adalah pembangunan saluran transmisi udara 275 kV AC dari stasiun konverter Muara Enim ke sistem transmisi 275 kV di Sumatra‬

Menurut Murtaqi dari hasil pra kualifikasi, sejumlah pihak yang menyatakan minat untuk mendorong pendanaan proyek ini salah satunya adalah satu bank dari Eropa.

Dengan besarnya kebutuhan dana investasi tersebut, Murtaqi menyebutkan, ada kemungkinan bank asal Eropa ini akan bermitra dan akan memberikan pendanaan tunggal pada beberapa paket yang ditawarkan. Sayangnya, Murtaqi masih enggan mengungkapkan identitas dari bank tersebut.

"Ada salah satu bank pembangunan dari Eropa berminat tanpa jaminan. Tentu dia nggak sendiri, karena kebutuhan pendanaan cukup besar. Kita jajaki satu bank dulu. Bisa partner atau pemaketan dipecah. Kita lagi menjajaki tapi saya belum enak," katanya.

0 komentar:

Posting Komentar