Minggu, 22 Juni 2014

Buku Digital Keraton Kasepuhan Cirebon Beredar


Jakarta - Ada sebanyak 75 buku naskah kuno milik Keraton Kasepuhan Cirebon, kini telah didigitalisasi. Diharapkan, upaya itu dapat menyelamatkan warisan berharga dari zaman Sunan Gunung Jati.

Selain itu, sebanyak 1050 lembar naskah kuno juga sudah dipreservasi. Proses digitalisasi dan preservasi itu dilakukan tim Pusat Perpustakaan Nasional.

''(Proses digitalisasi dan preservasi) dikerjakan selama sepuluh hari, mulai tanggal 12 - 22 Juni 2014,'' ujar Sultan Sepuh XIV, PRA Arief Natadiningrat, dalam pesan singkat kepada Republika, Ahad (22/6).

Sultan menjelaskan, naskah-naskah kuno berusia ratusan tahun tersebut beraksara carakan dan huruf Arab pegon dengan bahasa Cirebon kuno.

Isi naskah peninggalan Sunan Gunung Jati dan para sultan keturunan Sunan Gunung Jati itu bermacam-macam.Di antaranya, tentang sejarah, baik sejarah Cirebon maupun sejarah nasional, tasawuf, fikih dan kamus murid. Bahkan, adapula ilmu pengobatan dan kecantikan.

Salah satu naskah yang berhasil diselamatkan adalah naskah Sejarah Cirebon, yang ditulis sejarawan perempuan abad 19, yang juga kerabat Keraton Kasepuhan, Raden Ayu Komaraningrat.

''Isi naskah ini jika digali dan diimplementasikan akan kembali mengangkat kearifan lokal dan kejayaan bangsa Indonesia,'' tegas Sultan.

Menurut Sultan, naskah kuno itu ditulis di atas media daun lontar dan daun daluang. Selain itu, ada juga yang ditulis di atas kertas Eropa.

Sultan menambahkan, proses digitalisasi dan preservasi naskah kuno itu merupakan hasil kerja sama antara Keraton Kasepuhan dengan Pusat Perpustakaan Nasional. Kerja sama itu meliputi pelestarian naskah kuno melalui upaya digitalisasi naskah kuno, mikro film naskah kuno, alih aksara ke huruf latin, penerjemahan dan publikasi.

0 komentar:

Posting Komentar