Jumat, 19 September 2014

Qurban dan Syarat Perjuangan

Jalur - Kata Qurban atau Kurban berasal dari Bahasa Arab (Qurbah) yang bermakna mendekatkan diri kepada Allah. Secara umum dari pengertian tersebut adalah bahwa apapun yang dilakukan dalam rangka pendekatan diri kepada Tuhan baik bentuk pengorbanan harta dan jiwa dapat dimaknai sebagai qurban.

Dalam Agama Islam ada sebuah ritual yang disebut Qurban, menurut ahli hukum islam, ibadah qurban merupakan sebuah ibadah berhukum sunnah muakkadah, artinya sangat dianjurkan bagi yang mampu.

Peristiwa qurban sangat terkait erat dengan peristiwa "penyembelihan" Nabi Ismail oleh ayahnya yaitu Nabi Ibrahim, peristiwa itu diperingati setiap hari 10-13 Dzulhijjah setiap tahunnya, hewan yang disarankan untuk disembelih adalah kambing atau domba, sapi atau unta yang jantan dengan kriteria, salah satunya sehat.

Namun ternyata makna dari proses qurban ini jauh lebih penting untuk kita pelajari dan fahami daripada hanya sekedar ritual tahunan saja.

Ayat-Ayat Mengenai Qurban
Berikut beberapa ayat yang berkaitan dengan peristiwa qurban yang diterangkan dalam al quran.

    As Saaffaat 37 : 102 - 109

    (102) Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".

    (103) Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya).

    ( 104 )   Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim,

    ( 105 )   sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.

    ( 106 )   Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.

    ( 107 )   Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.

    ( 108 )   Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian,

    ( 109 )   (yaitu)"Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim".

    ( 110 )   Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.

Dari ayat 102 Surat As Saaffaat dapat dimengerti bahwa perintah untuk mengorbankan putranya (Nabi Ismail) adalah benar dari Allah. Oleh karena itu sebagai seorang yang hanif, maka Nabi Ibrahim melaksanakan perintah tersebut.

Ada hal unik dari peristiwa tersebut bahwa sebelum mengorbankan anaknya, Nabi Ibrahim bertanya terlebih dahulu kepada putranya, namun keyakinan yang ada pada diri Nabi Ismail dengan tegas mengatakan bahwa apabila itu benar dari Allah, maka laksanakanlah dan dia berkomitmen bahwa apabila perintah itu dikerjakan maka dia akan mendapati bahwa Nabi Ismail termasuk orang yang sabar.

Revolusi Ilmiah - Perintah dan larangan
Pelajaran yang dapat dipetik dari peristiwa tersebut selain persetujuan dari Nabi Ismail adalah :

    1. Manusia hanyalah hamba dari Sang Maha Kuasa, oleh karena itu perintah dari Nya wajib untuk dilaksanakan.


    2. Allah sangat mengetahui kondisi dan keadaan makhluk ciptaannya, sehingga apapun yang diperintahkan oleh Nya, semua itu demi kebaikan makhluknya itu sendiri. Allah tidak pernah menzalimi makhluknya.


    3. Hasil akhir dari ketaatan terhadap perintah Nya adalah diberikannya kedamaian dan kesejahteraan kepada makhluknya dalam keberkatan dan keridhoan Nya.


Demikian sekilas mengenai makna dari qurban, semoga kita dapat memaknai qurban sebagaimana mestinya, tidak terbatas dengan ritual yang ada. Tetap Semangat dan Jaga Kesehatan.

0 komentar:

Posting Komentar