Minggu, 13 Juli 2014
Home »
Pendidikan
» Inilah Ciri Quick Count Bermasalah
Inilah Ciri Quick Count Bermasalah
Jakarta - Perbedaan hasil hitung cepat atau quick count pada pemilihan umum presiden menjadi polemik tersendiri. Hal itu menyebabkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden sama-sama mengklaim unggul dalam quick count yang dilansir berbagai lembaga.
Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari menilai perbedaan hasil quick count tersebut bisa jadi ada lembaga survei yang menjalankan quick count dengan keliru. Menurutnya ada ciri-ciri pelaku quick count yang bermasalah.
"Ciri pertama adalah pelaku tidak memahami metode sampling dengan baik sehingga sampel tidak representatif terhadap populasi," kata Qodari dalam diskusi yang diselenggarakan Populi Center dan Radio Smartfm 95.9 di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (12/7/2014).
Qodari menjelaskan, ciri lain dari pelaku quick count bermasalah adalah mereka tidak memahami pelaksanaan teknis sehingga data di lapangan tidak akurat. Dalam hal itu data yang masuk sistem mengalami gangguan atau error.
"Pelaku (quick count) juga tidak memahami metodologi dan tidak turun ke lapangan. Tidak punya kerangka sampel TPS, tidak punya data center. Sehingga data yang disampaikan pada publik bukan dari lapangan, tapi ngarang alias fiktif," tuturnya.
Ciri terakhir pelakuka quick count bermasalah menurut Qodari adalah pelaku memahami metodologi, memahami teknis pelaksanaan tapii hasil yang muncul di lapangan diubah atau diutak atik sesuai dengan keinginan.
Categories: Pendidikan
Related Posts:
Diduga Lalai Guru dan kepala Sekolah SD 09 Akan di Copot Jakarta, Kepala Sekolah atau pun Guru SD 09 Makasar, Jakarta Timur akan ditindak tegas jika terbukti lalai terkait meninggalnya Renggo Khadafi, siswa Kelas 5 SD yang diduga menjadi korban penganiayaan kaka kelasnya.De… Read More
Persaingan Kerja di 2015 Akan Lebih Ketat JAKARTA - Persaingan mencari pekerjaan di Tahun 2015 bakal lebih ketat dari persaingan saat ini. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar mengatakan adanya kesepatakan negara-negara ASEAN memasuki AEC 2… Read More
Kekerasan dan Pelecehan di Dunia Pendidikan Jakarta - Untuk diketahui, setidaknya ada dua kasus kekerasan yang menghebohkan dunia pendidikan kita. Pertama kasus kekerasan seksual terhadap dua murid TK Jakarta international school (JIS). Dua orang siswa TK… Read More
Mengulas Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia Jakarta - Kurun sebelum ‘kemerdekaan’ Indonesia (sebelum 17 Agustus 1945) belum ada Negara Kesatuan Republik Indonesia -- kawasan itu lazim disebut wilayah Nusantara. Batas-batas wilayah Nusantara it… Read More
Inilah Tontonan Sinetron Yang Tak Layak Tayang Jakarta - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) merilis sepuluh sinetron televisi yang tak layak tonton. Pengumuman ini setelah komisi menerima 1.600 pengaduan terkait dengan tayangan sinetron yang meresahkan tersebut. KPI lalu… Read More
0 komentar:
Posting Komentar