Sabtu, 24 Mei 2014

SBY - Benigno Aquino Sepakati 4 Isu Strategis Indonesia - Filipina

 
Jakarta - Indonesia dan Filipina sepakat untuk semakin mempererat dan memperkuat hubungan antara kedua negara, tidak hanya dalam hal kerjasama di bidang politik dan ekonomi, namun juga peningkatan hubungan people to people contact antar dua negara. Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Filipina Benigno Aquino III pada saat pernyataan pers bersama setelah pertemuan bilateral kedua Kepala Negara di Istana Malacanang Filipina, Jumat (23/5) pagi.

Mengawali pernyataannya, Presiden SBY mengucapkan selamat kepada Filipina atas kinerja pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan solid, serta ditandatanganinya kesepakatan perdamaian di wilayah Mindanao. “Saya yakin dua hal ini akan semakin mempererat hubungan kedua negara baik secara bilateral maupun dalam kerangka ASEAN,” Imbuh Presiden.

Dalam pertemuan bilateral ini, menurut Presiden SBY, dibahas 4 (empat) isu strategis terkait dengan delimitasi batas maritim, perdagangan investasi dan kerja sama ekonomi lainnya, kerja sama penanggulangan bencana, perlindungan pekerja migra. Secara khusus Presiden juga membahas mengenai kerja sama di bidang penanggulangan terorisme dan kejahatan lintas batas (transnational crimes) dan people to people contact.

Presiden SBY mengaku gembira pembahasan isu-isu strategis tersebut menghasilkan berbagai kesepahaman dan kesepakatan yang nantinya akan menjadi landasan bagi peningkatan hubungan kedua negara.

Terkait perbatasan kedua negara, telah ditandatangani kesepakatan mengenai delimitasi batas maritim kedua negara: Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) di 5 (lima) segmen. “Saya gembira perjanjian delimitasi batas ZEE Indonesia – Filipina telah ditandatangani, dan untuk selanjutnya kedua negara dapat memulai perundingan delimitasi batas kontinen,” ungkap Presiden.

Penyelesaian perundingan perbatasan akan semakin membuka peluang kerjasama ekonomi antar dua negara di wilayah perbatasan serta memperkuat keamanan kedua negara. “Ini akan bermanfaat bagi rakyat Indonesia dan Filipina,” imbuh Presiden.

Kedua negara juga sepakat untuk mengakselerasi kerja sama perdagangan , investasi dan kerja sama ekonomi lainnya. Tahun lalu, volume perdagangan kedua negara mencapai  4,59 miliar dollar AS dengan rata-rata pertumbuhan dalam 5 tahun terakhir 10,9 persen. “Trend positif ini akan semakin meningkat ke depannya seiring dengan perbaikan iklim investasi di kedua negara,” sebut SBY.

Secara khusus , Indonesia dan Filipina menegaskan komitmennya untuk melanjutkan kerjasama regional dalam kerangka  Brunei-Indonesia-Malaysia-Phillipina  East ASEAN Growth Agreement (BIMP-EAGA). Presiden SBY juga mengundang investor Filipina untuk turut berinvestasi dalam berbagai proyek Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025.

Presiden juga mengungkapkan kegembiraannya atas ditandatanganinya MoU di bidang Kerja Sama Pendidikan Tinggi (MoU on Higher Education Cooperation), dan MoU di bidang Kerjasama Anti Internasional Terorisme. “ Ini menunjukkan kesepahaman kedua negara untuk semakin meningkatkan hubungan people to people dan kerjasama mewujudkan keamanan regional,” kata Presiden.

Senada dengan Presiden SBY, Presiden Benigno Aquino III juga mengungkapkan kegembiraan dan keyakinannya bahwa hubungan kedua negara akan semakin meningkat dan memberikan manfaat bagi rakyat Indonesia dan Filipina.

“Kami juga mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan kepada Presiden SBY dan rakyat Indonesia atas bantuan kemanusiaan dan rasa persahabatan yang diberikan kepada rakyat Filipina saat bencana super taifun Hayyan” ucap Presiden Aquino III. “Kami yakin Indonesia dan Filipina akan tumbuh bersama ke depannya, berjalan berdampingan sebagai saudara,” imbuh Presiden Aquino.

Secara khusus, Presiden Aquino mengucapkan selamat kepada Presiden SBY atas anugerah Global Statesman Award dari World Economic Forum (WEF). “Presiden SBY adalah pemimpin Asia pertama yang menerima penghargaan ini,” ungkap Presiden Aquino.

Dalam pertemuan bilateral ini, Presiden SBY didampingi oleh Ibu negara HJ. Ani Yudhoyono , Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Chairul Tanjung, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Sekretaris Kabinet Dipo Alam, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Menteri Keuangan M. Chatib Basri, Menteri Perdagangan M. Lutfi, serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh.