Minggu, 11 Mei 2014

Boko Haram Mencoreng Citra Islam

International - Sheikh Abdulaziz Al al-Sheikh, mufti besar Arab Saudi, ototitas keagamaan tertinggi di tempat kelahiran Islam, mengutuk Boko Haram dari Nigeria sebagai kelompok yang mencoreng citra Islam dan mengutuk penculikan terhadap lebih dari 200 siswi itu.

Sheikh Abdulaziz Al al-Sheikh mengatakan gerakan radikal yang menyatakan ingin mendirikan negara Islam murni di Nigeria itu sesat dan sebaiknya disadarkan bahwa jalan mereka salah dan harus menolaknya.

Pernyataan tersebut disampaikan sebagai pimpinan muslim dunia yang bergabung untuk mengecam pimpinan Boko Haram Abubakar Shekau yang mengaku bahwa Allah menyuruhnya untuk menjual gadis-gadis yang diculik itu sebagai pengantin paksa.

"Ini kelompok yang sudah dibentuk untuk mencoreng citra Islam dan harus diberi nasehat bahwa jalan mereka salah dan mereka harus dibuat untuk menolak ajaran itu," katanya kepada surat kabar berbahasa Arab al-Hayat dalam wawancara yang diterbitkan Jumat.

"Kelompok ini tidak berada di jalur yang benar karena Islam menentang penculikan, pembunuhan dan kekerasan," katanya sambil menambahkan bahwa menikahi gadis yang diculik itu dilarang.

Militan Boko Haram menculik sekitar 250 gadis pada Senin (14/4) dari sebuah sekolah menengah di desa Chibok, dekat perbatasan Kamerun, saat mereka sedang ujian. Sebanyak 50 diantaranya berhasil melarikan diri.

Video Shekau yang dirilis Senin, memicu rasa muak di Nigeria dan seluruh dunia sehingga mendorong tawaran bantuan dari negara seperti Amerika Serikat, Inggris dan Perancis untuk mencari para siswi.

Boko Haram telah memimpin pemberontakan selama lima tahun dengan tujuan untuk membangkitkan kembali kekhalifahan Islam abad pertengahan di Nigeria modern, di mana 170 juta jiwa diperkirakan terbagi sama rata memeluk Islam dan Kristen.

Serangan kekerasan hingga saat ini menjadi ancaman keamanan terbesar bagi negara penghasil minyak di Afrika dan telah menyebarkan ancaman ke negara-negara tetangga seperti Kamerun, Nigeria dan Chad.

Pada Kamis, cendikiawan dan pejabat hak asasi manusia untuk Organisasi Kerja Sama Islam (OIC), perserikatan terbesar dunia bagi negara muslim yang mewakili 57 negara, mengecam penculikan tersebut sebagai "sebuah salah tafsir yang kotor atas Islam".

Pekan ini, Al-Azhar, kampus bergengsi yang berbasis di Kairo, juga mengatakan bahwa penculikan tersebut tidak berhubungan dengan pembelajaran Islam yang toleran dan mulia.

Related Posts:

  • Cerita KRI Usman-Harun Jakarta – Pemberitaan mengenai Indonesia-Singapura terkait menolaknya penamaan kapal perang, sampai saat ini masih menjadi sorotan pemerintah. Memang Usman dan Harun telah tiada. Nyawa mereka melayang di tiang gantungan pem… Read More
  • Tepatkah Nyanyian Anas Ungkap Keterlibatan SBY dan Ibas   Jakarta - Penasihat hukum Anas Urbaningrum, Handika Honggowongso mengatakan kliennya siap memberikan perlawanan secara hukum. Menurut Handika, mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu akan melawan dan mementahkan hal itu… Read More
  • Haruskah Pemikiran Tan Malaka di Kembangkan   Jakarta - Acara bedah buku Tan Malaka, Gerakan Kiri dan Revolusi Indonesia jilid IV oleh elemen kelompok pemuda, yang sedianya digelar pada Jumat (7/2/2014) malam ini di Surabaya, batal dilaksanakan. Polisi tidak memb… Read More
  • Pengais Barang Bekas Calonkan Jadi Legislatif   Jakarta - Meski hanya bekerja sebagai tukang rongsok, namun seorang pria warga kelurahan Pangenjurutengah Kecamatan/Kabupaten Purworejo memberanikan diri menjadi calon Legislatif. Meski minim dana, namun ia optimis bi… Read More
  • Singapura anggap Usman dan Harun adalah Teroris Jakarta – Singapura keberatan dengan rencana Indonesia menstempel salah satu kapal perang barunya dengan nama Usman dan Harun (KRI Usman-Harun), dua pahlawan nasional RI yang mengebom MacDonald House di Orchard Road, Singap… Read More