Rabu, 03 Juli 2013

Mempersiapkan Karakter Kapolri Pemberani

 
SEMARANG - Keberanian dan keberhasilan melawan berbagai tindak kejahatan harus masuk dalam kriteria persyaratan calon Kapolri mendatang.

Di luar persyaratan yang sudah ada, indikator keberanian ini dinilai penting untuk mencari figur pimpinan Polri yang tepat dalam melaksanakan tugas perlindungan negara dari ancaman kamtibmas.

"Calon Kapolri harus dilihat dari akses keberanian dalam melawan kejahatan," kata mantan anggota Kompolnas, Novel Ali, di Semarang, Selasa (2/7) malam.

Presiden, lanjutnya, juga  harus melihat keberhasilan dalam memberantas premanisme dan kejahatan besar sebagai salah satu indikasi. Hal tersebut sangat dibutuhkan rakyat Indonesia yang kini terus mengalami ketakutan akibat rasa aman yang semakin memudar.

"Di mana- mana rakyat mengalami kejahatan yang semakin brutal, premanisme merajalela, pembunuhan dan lainnya," ujar Novel yang juga dewan pakar Lembaga Cegah Kejahatan Indonesia (LCKI) Jawa Tengah ini.

Di tengah ketakutan ini, Polri seolah lemah dan tak berdaya dalam menghadapi maraknya tindak kejahatan di tengah- tengah masyarakat ini. Bahkan di beberapa kasus, oknum anggota Polri berada dalam lingkaran dari sistem kejahatan tersebut. Kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polri juga kian menurun.

"Polri harus membangun perspektif masa depan yang lebih bagus dalam melaksanakan tugasnya. Baik dari sisi tatanan maupun kultur anggota," kata Novel.

Terkait dengan kondisi ini, LCKI Jateng menggagas seminar nasional bertema 'Perspektif Polri Masa Depan dan Pencegahan Tindak Kriminalitas'.

Ketua LCKI Jateng, Adhi Siswanto WN mengatakan, seminar ini akan dihadiri Ketua Presidium LCKI, Jendral Polisi (purn) Dai Bachtiar. "Kami berharap dari seminar ini akan disusun rumusan- rumusan yang dapat direkomendasikan maupun sebagai masukan bagi perbaikan performa Polri ke depan," jelasnya.

0 komentar:

Posting Komentar