Minggu, 06 April 2014

Nusantara Menentukan Pilihan

Jakarta - Pemilihan Umum hanya lima tahun sekali dilakukan, hampir setiap tahunnya didapati adanya surat suara yang kosong. Dan tingginya angka yang tidak memilih, hal ini sangat ironi sekali pesta demokrasi yang sangat disakralkan untuk mencari penentu sosok seorang pemimpin.

Dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, belum mendapatkan hasil dari pertumbuhan tersebut, melainkan bertambahnya tingkat kesulitan masyarakat didalam bermasyarakat dan bernegara. Terlebih lagi dengan tingkat konsumsi masyarakat saat ini cenderung tinggi. Masyarakat dari tingkat menengah kebawah hanya tinggal menunggu suksesnya kelas menengah atas.

Jelang Pemilu saat ini ditahun 2014 sungguh menjadi momen yang sangat dilematis untuk menentukan pilihan bagi para pemilih pemula. Apalagi mereka yang baru lulus dari sekolah yang usia mereka bernajak 17-18 tahun. Dan bagi mereka ini adalah pengalaman pertama kali untuk menentukan pilhan.

Akan tetapi yang menjadi permasalahan, apakah pemilih pemula ini sudah diberikan pendidikan politik ataupun pandangan guna melakukan pencerdasan terhadap masyarakat?...

Tahun berganti tahun, selalu volume pendidikan politik ini kurang didapati oleh para pemula. Jangan sampai dari total jumlah pemilih di pemilu 2014 yaitu sebanyak 186.612.255 juta jiwa pemilih tetap, akan menjadi suara penentu pergerakan pembangunan. Hanya karena pemahaman persepsi yang salah tentang penggunaan hak pilih. Atau karena sosialisasi yang kurang cerdas dan realistis, rasional dari para wakil rakyat.