Kamis, 24 April 2014

Jokowi Bisa Gagal Jadi Presiden, Bila Salah Pilih Cawapres

Jakarta - Sampai saat ini Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) belum juga mengumumkan siapa figur calon wakil presiden (Cawapres) yang bakal mendamping calon presiden (Capres) Jokowi dalam Pemilu Presiden (Pilpres) mendatang.

Sejumlah nama santer disebut-sebut sebagai calon yang nantinya bakal mendampingi Jokowi. Beberapa nama-nama kandidat cawapres berasal dari berbagai kalangan. Mulai dari tokoh partai politik, militer hingga profesional.

Sebut saja, Wakil Gubernur DKI, Basuki Tjahja Purnama (Ahok), mantan Ketua MK Mahfud MD, Ketua KPK Abraham Samad, Menko Perekenomian Hatta Rajasa, mantan KASAD Jenderal TNI Purnawirawan Ryamizard Ryacudu, dan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).

Terkait sejumlah nama kandidat cawapres, pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago memandang perlu adanya pemikiran yang lebih matang dalam menentukan bakal calon orang nomor dua di negeri ini.

"Kalau Jokowi salah pilih wakilnya maka bisa tumbang, bisa terkubur dengan capres lain," kata Dosen Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah itu.

Hal senada diungkapkan peneliti senior dari Political Communication (Polcomm) Institute, Afdhal Makkuraga Putra. Dalam memilih pendamping ada beberapa pertimbangan yang menjadi perhatian Jokowi, maupun PDI-P.

"Cawapres Jokowi nanti harus berpengalaman dan mampu menarik pemilih dari luar jawa. Saya melihat PDIP harus cermat dan tidak boleh gegabah dalam menentukan cawapres. Jika keliru, maka akan mempengaruhi tingkat keterpilihan bagi capres yang diusungnya," kata Afdhal.

Terlebih, kata Afdhal, perolehan suara PDIP dalam pemilu legislatif tidak besar. Karena itu cawapres yang akan disandingkan dengan Jokowi harus mampu menarik suara PDIP dalam Pilpres mendatang.

Dirinya menyarankan, dari sejumlah nama yang telah dikantungi oleh PDIP, pilih figur yang berpengalaman di pemerintahan dan memiliki pengaruh, khususnya dukungan dari luar Jawa.