Rabu, 23 April 2014

"Global Oceans Action Summit"

 
JAKARTA- Pemerintah Indonesia bersama Bank Dunia dan Organisasi Pangan Dunia membahas tentang kelautan global pada "Global Oceans Action Summit" yang diselenggarakan di Den Haag, Belanda, pada tanggal 22 - 25 April 2014.

Kegiatan tersebut secara fokus menyoroti tindakan konkret yang perlu dilakukan terkait pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut yang berkelanjutan. "Hal ini untuk membantu menjamin keamanan pangan dan tersedianya mata pencaharian yang layak dalam jangka panjang dan mempercepat impelementasi 'Blue Growth'," ujar Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif C. Sutardjo dalam siaran pers, Rabu.

Sharif mengemukakan perlunya kemitraan lintas sektoral sebagai kunci untuk membantu meningkatkan tata kelola laut dan mengatasi kapasitas sumber daya manusia yang terbatas. "Kita perlu melibatkan pemerintah, sektor swasta, akademisi, komunitas, dan masyarakat sipil agar bersinergi supaya dapat mengembangkan inovasi dan ide-ide baru, untuk meningkatkan implementasi pemanfaatan jasa lingkungan yang berkelanjutan," kata Sharif.

Lebih lanjut Sharif menyatakan bahwa Asia menyumbang 67 persen dari total produksi ikan dunia pada tahun 2011 dan telah menjadi sumber utama protein hewani dan gizi untuk populasi manusia secara global.
Namun, wilayah ini juga menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan peran penting ini.

"Selain dari peningkatan populasi penduduk yang sangat pesat, sektor kelautan dan perikanan di sebagian besar wilayah Asia menunjukkan tren menurun akibat degradasi habitat yang kritis, hilangnya keanekaragaman hayati, polusi, penangkapan ikan yang merusak, dan dampak perubahan iklim," kata Sharif.