Senin, 13 Oktober 2014

Profesor Tertipu

 
Jalur - Penipuan dengan modus menelepon korbannya kini tidak hanya menyasar masyarakat biasa, bahkan kini targetnya dari kalangan akademisi. Di Semarang seorang profesor menjadi korban penipu yang mengaku dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendikbud RI.

Laporan penipuan tersebut tercatat di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Semarang dengan nomor LP/B/1638/X/2014/Jateng/Restabes. Korban yang melapor yaitu Prof Erlyn Indarti, SH. MA. Phd (61) warga Jalan Muradi Semarang Barat.

Dalam laporannya, Prof Erlyn mengatakan penipuan berawal ketika ia menerima SMS dari seseorang yang mengaku sebagai Prof Hertanto, Pembantu Rektor I Undip Semarang sekitar pukul 12.30 hari Minggu (12/10/2014) kemarin.

Dalam pesan singkat itu, korban diminta menghubungi Prof Purwanto dari Ditjen Dikti dengan nomor yang tertera untuk membicarakan soal Rakernas peningkatan kinerja tenaga kependidikan dari Ditjen Dikti.

"Saya di-SMS dan diminta menghubungi Prof Purwanto," kata Prof Erlyn kepada petugas SPKT Polrestabes Semarang, Senin (13/10/2014).

Korban pun menghubungi nomor yang tertera di SMS itu. Di ujung telepon, seorang pria menjawab dan mengaku sebagai Prof Purwanto. Pria itu kemudian menjelaskan soal rakernas dan akan diberi fasilitas yang akan diberikan untuk rakernas.

Pria yang mengaku sebagai Prof Purwanto itu kemudian meminta korban untuk mengecek rekeningnya lewat mesin ATM untuk melihat apakah fasilitas berupa uang sudah masuk atau belum. Saat itu korban masih percaya dan berjalan ke ATM di Alfamart Jalan Abdurahmansaleh.

Masih dengan kondisi berhubungan lewat telepon, pria itu menuntun korban agar menekan tombol-tombol di ATM setelah memasukkan kartu ATM. Setelah mengikuti instruksi itu, korban berharap saldo tabunganya bertambah. Namun saat dicek saldo, ternyata saldo puluhan juta rupiah sudah lenyap dari tabungannya.

"Saldo saya Rp 93 juta habis," tandasnya.

Mengetahui dirinya tertipu, Prof Erlyn melaporkannya ke Polrestabes Semarang. Ia berharap polisi bisa mengungkap pelaku penipuan yang mengaku sebagai profesor itu.

0 komentar:

Posting Komentar