Senin, 20 Oktober 2014

Jokowi: Kita telah terlalu lama memunggungi laut

 
Jalur - Didalam pidato perdananya Presiden Ir. H. Joko Widodo saat di gedung DPR/MPR kembali mengajak dan meyakinkan komitmennya untuk memajukan kemaritiman Indonesia.

Saat pidato perdananya seusai dilantik menjadi Presiden RI, beliau menambahkan apa yang disampaikan presiden pertama RI Ir. Soekarno mengingatkan bahwa masyarakat untuk memiliki jiwa "cakrapatih samudra" yang berani mengarungi gelombang samudra.

"Saya mengajak saudara-saudara sebangsa dan se-Tanah Air untuk mengingat satu hal yang diutarakan oleh Presiden pertama RI Soekarno bahwa untuk membangun Indonesia menjadi negara besar, negara yang kuat, negara yang makmur, kita harus memiliki jiwa cakrapatih samudera, jiwa pelaut yang berani mengarungi gelombang dan empasan ombak yang menggulung," kata Jokowi di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (20/10/14).

Jokowi telah mengidamkan Indonesia dapat membangun peradabannya sendiri dan mampu mengembangkan peradaban global. Menurut Jokowi, dengan cara itulah Indonesia dapat hadir sejajar dengan bangsa-bangsa lain yang memiliki kehormatan, martabat, dan harga diri.

"Kita harus bekerja sekeras-kerasnya, bahu-membahu. Sebagai negara maritim, samudra, laut, selat dan teluk adalah masa peradaban kita," ujarnya.

Jokowi menyebut dirinya sebagai nahkoda yang dapat dipercaya rakyat memimpin kapal untuk berlayar. Di bawah kepemimpinannya, Jokowi bertekad mengembalikan kejayaan maritim dengan kembali mengusung semboyan "Jalesveva Jayamahe" yang berarti "di laut kita tetap jaya".

"Kita telah terlalu lama memunggungi laut, memunggungi samudra, dan memunggungi selat dan teluk. Ini saatnya kita mengembalikan semuanya sehingga 'Jalesveva Jayamahe' di laut justru kita jaya sebagai semboyan kita di masa lalu bisa kembali," kata Jokowi.

0 komentar:

Posting Komentar