Kamis, 21 Agustus 2014

Film Picu Kontroversi di India


Jalur -  Hari itu, 31 Oktober 1984. Indira Gandhi, perdana menteri India saat itu, berjalan melewati pintu gerbang kediamannya di 1 Safdarjung Road, New Delhi setelah diwawancarai Peter Ustinov -- aktor terkenal Inggris yang sedang membuat film dokumenter untuk televisi Irlandia.

Beant Singh, salah satu penjaga di gerbang itu, menarik senjata dari pinggang dan menembak Indira Gandhi tiga kali. Satwant Singh, penjaga lain di gerbang itu, mengeluarkan senapan otomatis dan memberondong tubuh tak berdaya sang perdana menteri dengan 30 peluru.

Indira Gandhi terkapar bersimbah darah. Beant dan Satwant meletakan senjata dan mengangkat tangan. Keduanya dibawa ruang tertutup. Beant ditembak mati. Satwant dibiarkan hidup untuk menghadapi sidang pengadilan.

Kehar Singh, satu penjaga lainnya, ditangkap dengan tuduhan konspirasi. Di penjara Tihar Delhi, Satwant dan Kehar dijatuhi hukuman gantung.

Insiden di atas direkonstruksi oleh sutradara Ravinder Singh, dan diangkat ke film dengan judul Kaum De Heere, atau Permata Komunitas. Film akan dirilis Jumat (22/8), atau tiga dekade kurang sedikit setelah pembunuhan itu. India gempar. Muncul pro dan kontrak di hampir seluruh pelosok India.

Partai Kongres, kekuatan politik warisan Dinasti Gandhi yang pernah mendominasi India, menulis surat ke perdana menteri dan meminta film itu dilarang karena memuliakan pembunuh. Badan Intelejen India memperingatkan akan kemungkinan terjadinya kekerasan setelah film diputar di banyak bioskop.

Sejenak melihat ke belakang, pembunuhan Indira Gandhi sekadar pembunuhan politik biasa, tapi lebih dari itu. Pembunuhan terjadi setelah Indira Gandhi menginstruksikan penyerbuan tentara ke Kuil Amritsar, tempat suci kaum Sikh, untuk mengusir gerilyawan yang bersembunyi.

Ribuan orang terbunuh dalam peristiwa itu. Ratusan ribu kaum Sikh marah, sedih, dan dendam. Dua diantaranya adalah Beant dan Satwant. Namun tindakan keduanya memicu kerusuhan komunal lanjutan, yang ditaksir menewaskan sekitar 3.000 kaum Sikh di seluruh India.

Pemicu kontroversi adalah film ini bercerita tentang Beant dan Satwant, yang dianggap permata komunitas Sikh, bukan tentang Indira Gandhi -- yang menurut pendukungnya di Partai Kongres adalah 'permata India'.

Partai Kongres di Punjab mengancam akan melakukan aksi protes di jalan-jalan jika film dirilis. "Film itu bercerita tentang pembunuh sebagai pahlawan," ujar Vikramjit Singh Chaudhary, ketua pemuda Partai Kongres yang menulis surat ke perdana menteri.

Ravinder Singh membantah asumsi itu. "Saya mengikuti pengadilan Satwant, membaca laporan penyelidikan polisi, dan menghabiskan banyak waktu dengan keluarga Beant Singh, sebelum membuat film ini," ujarnya kepada BBC Hindi.

Menurut Ravinder, Kaum De Heere bukan film tentang keduanya. "Ini film tentang pembunuhan politik," ujarnya. "Jika film tentang pembunuhan tokoh-tokoh dunia lainnya bisa dibuat, mengapa film tentang pembunuhan Indira Gandhi tidak."

Argumentasi Ravinder mungkin benar. Tapi semua tahu dia orang Sikh. Singh adalah identitas untuk pemeluk Sikh, komunitas keagamaan yang dibangun Guru Nanak. Jadi, siapa orang di luar Sikh mau percaya jika film ini bebas isu sensitif.

0 komentar:

Posting Komentar