Senin, 24 Maret 2014

Jokowi Hadirkan Metro Kapsul di Jakarta

Jakarta - Pembangunan alat transportasi massal monorel hingga saat ini belum bisa dimulai. Perjanjian kerja sama antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan PT Jakarta Monorail belum ditandatangani, sebab mereka belum menemui kata sepakat.

Di tengah ketidakjelasan itu, Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, memperkenalkan angkutan umum baru yang dinamakan metro kapsul. Transportasi publik ini diyakini lebih murah, karena nilai investasinya lebih sedikit.
Jokowi mengaku tertarik setelah melihat paparan konsorsium metro kapsul, dan akan mempertimbangkannya supaya dibangun di Jakarta.

"Ya, saya tertarik, tapi ini kan perlu proses panjang. MRT saja baru bisa dibangun setelah 30 tahun. Prosesnya pasti panjang," kata Jokowi di Balai Kota Jakarta, Senin, 24 Maret 2014.

Djoni Rosadi, Komisaris PT Perkakas Rekadaya, salah satu perusahaan konsorsium yang tergabung dalam proyek metro kapsul, mengatakan, pembangunan metro kapsul membutuhkan anggaran Rp114 miliar per kilometer. Termasuk, untuk membuat lintasan dan metro kapsulnya.

"Awal idenya, Metro Mini yang diangkat ke atas. Metro Mini suatu kendaraan umum yang dipakai masyarakat, harganya murah, dan kemudian diangkat ke atas atau elevated," kata Djoni.

Menurut Djoni, metro kapsul adalah produk asli Indonesia dan belum ada di negara lain. Pabrik metro kapsul pusatnya di Subang, Jawa Barat. Angkutan massal itu bisa mengangkut lebih banyak penumpang dibandingkan monorel.
Jika monorel bisa mengangkut 16.000 penumpang per jam, metro kapsul sanggup membawa 19.000 penumpang per jam.

"Membuat angkutan massal murah itu sangat penting, sekarang pemerintah memiliki dana terbatas. Menciptakan transportasi umum, murah, dan andal itu sangat efektif, sehingga biaya investasi cepat kembali atau cepat balik modal," kata dia.

Djoni menjelaskan, yang membuat investasi metro kapsul murah adalah dimensi lintasannya yang kecil, sehingga tidak membutuhkan lahan banyak. Adapun teknik lintasan akan mengadopsi dari Jepang.

"Karena dimensinya kecil, tidak harus membebaskan lahan. Di trotoar-trotoar jalan juga bisa. Tidak mengganggu seperti sekarang, pembuatan MRT yang memakan jalan," katanya.

Metro kapsul tidak menggunakan rel dan tidak perlu sopir ataupun auto pilot. Tapi, semuanya dikendalikan oleh sinyal. Nantinya, akan ada halte untuk naik dan turun penumpang.
Menurut dia, kapsul ini bisa diibaratkan mainan anak-anak Tamiya yang menggunakan ban mobil seperti biasa, tapi berada di lintasan yang sudah disediakan.
 "Kalian tahu, seperti mainan anak-anak Tamiya. Ini seperti mobil yang disimpan di lintasan. Bukan rel, tapi pakai ban biasa, pakai roda," ujarnya.

0 komentar:

Posting Komentar