Jalur - Keseriusannya untuk menaikkan harga BBM bersubsidi membuat Pemerintahan Presiden Joko Widodo harus memberikan penjelasan kepada rakyat bahwa akan dialihkannya subsidi ke sektor produktif.
besarnya subsidi BBM selama lima
tahun lalu, yang mencapai Rp 714 trilliun, selama ini hanya digunakan
untuk hal-hal yang konsumtif, sehingga dalam draft APBN 2015 mulai akan
dialihkan ke sektor-sektor yang produktif, seperti menyediakan
mesin-mesin bagi pengembangan dan peningkatan kapasitas nelayan serta
industri perikanan nasional.
Pengalihan program tersebut dikarenakan selama ini subsidi yang besarnya mencapai Rp 714
trilliun, termasuk subsidi BBM, digunakan untuk hal-hal yang konsumtif
dan bersifat boros. Oleh karena itu, ia menegaskan, akan mengalihkan
sebagian subsidi tersebut ke sektor-sektor yang lebih produktif.
"kebijakan dan komitmen
dalam mewujudkan pembangunan Indonesia dalam lima tahun ke depan di
Forum CEO di Jakarta, Jumat (07/11/14).
Selain mengalihkan
subsidi untuk pembiayaan pembangunan, Presiden juga menegaskan akan
mendorong investasi, baik dari dalam negeri maupun investasi asing.
Pada
kesempatan itu, Presiden juga menjelaskan bahwa investasi yang akan
dilakukan di Indonesia harus juga dibiayai dari dalam negeri, selain
membuka kemudahan-kemudahan bagi investasi itu sendiri.
Dalam
hal investasi, Presiden Jokowi menegaskan akan memangkas perizinan,
menyederhanakan aturan dan membuat membuat kemudahan-kemudahan lain
dalam berinvestasi. Dimana perizinan investasi akan dilakukan melalui
satu pintu, yaitu melaui Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Presiden
Jokowi akan mendorong investasi, terutama investasi mengenai
pembangunan pembangkit-pembangkit listrik dan infrastruktur
transportasi.
0 komentar:
Posting Komentar