Sabtu, 23 November 2013

Demo UMR, Pengusaha Banyak Yang Menolak

Surabaya  - Upah Minimum Kota/Kabupaten (UMK) yang ditetapkan oleh Gubenur Jatim, dinilai sejumlah asosiasi usaha terlalu memberatkan pengusaha terutama UMK Surabaya yang mencapai Rp 2,2 juta.

Demi memperjuangkan aspirasinya ini sedikitnya 50 asosiasi dari berbagai jenis usaha di Surabaya dan Jatim pun pekan depan pun menggalang kekuatan di Kadin Jatim dengan tujuan mampu membendung kenaikan UMK yang dinilai pengusaha sudah tak realistis lagi.

Hal itu diungkapkan oleh Wakil Ketua Umum Kadin Jatim, Dedy Suhajadi, yang mengaku sejak ditetapkannya UMK oleh gubenur Jatim, hampir setiap hari pihaknya kedatangan asosiasi pengusaha dari berbagai jenis usaha, diantaranya asosiasi pesepatuan, mebel hingga ritel.

"Keluhannya sama, kenapa kenaikan UMK di Surabaya begitu melambung. Padahal ditengah lesunya perekonomian dunia, sepatu yang awalnya bisa diekspor dalam jumlah besar kini berkurang jauh. Apalagi industri alas kaki ini padat karya, yang memang memiliki karyawan yang banyak, dan dengan naiknya UMK ini tentu akan membuat pengusaha kebingungan untuk membayar gaji," aku Dedy.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Kadin Jatim, Drs Chalis Yudo Soebagio, yang menilai kenaikan UMK Surabaya terlalu tinggi mengingat angka inflasi pun baru dikisaran 6,8 persen. Idealnya UMK Surabaya sekitar Rp 1,7 juta hingga 1,8 juta.

"Tren kenaikan yang cukup signifikan ini sudah terjadi sejak 2011 lalu yang awalnya naik 50 persen dan kini naik jadi 70 persen. Parameter kenaikan UMK ini sendiri khan harus jelas, jangan sampai investor lari ke daerah lain dan dampaknya warga Surabaya menjadi pengangguran," ucap Yudo.

Dikatakan, jika tren kenaikan ini terus dibiarkan, bukan tidak mungkin di 2015 mendatang UMK bisa mencapai Rp 3 juta dan pengusaha "dipaksa" angkat kaki dari Surabaya mencari negara kerja yang  lebih murah.

"Rencananya kami akan mengumpulkan sedikitnya 50 asosiasi pengusaha yang ada di Jatim ini untuk membicarakan langkah dan strategi kami kedepan dalam menyikapi keputusan Gubenur Jatim ini. Pekan depan semua pengusaha akan bertemu di Kadin Jatim," tandasnya.