Kamis, 13 Juni 2013

Resiko Kebijakan TETAPKAN BBM



Jakarta - Bulan Juni ini aksi aksi Tolak BBM mewarnai wilayah berbagai kota besar yang ada di Indonesia mengenai kebijakan pemerintah dalam menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) KINI sedang menjadi perhatian masyarakat sosial ekonomi, politik, hukum dan budaya.

Setahun yang lalu para legislatif gedung DPR juga sempat pernah akan menetapkan kebijakan harga BBM namun banyak diwarnai protes antara fraksi yang ada. "Ternyata hasil rencana menaikan harga BBM dibatalkan".

Mengawali penolakan Kali ini Kampus Universitas Nasional menyuarakan penolakan kenaikan BBM yang dilakukannnya di depan akses pintu utama gedung kampus UNAS, ada kurang lebih ratusan para mahasiswa suarakan TOLAK, kamis 13/6/13 pukul 17.30 WIB. 

Dalam aksi ini sempat terjadi bakar ban hingga membuat arus lalulintas jalan pejaten pasar minggu dipadati kendaraan roda dua dan empat mereka terjebak macet sepanjang jalan yang akan menuju pasar minggu-ragunan-cilandak-pejaten. Guna untuk mengurangi dampak terburuk akibat aksi tersebut pihak kepolisian telah menurunkan anggota kepolisian guna lakukan diplomasi.

Hingga saat ini lalulintas disepanjang jalan tersebut lengang, sudah tidak adanya para mahasiswa melakukan aksi dilokasi. Pertanyaan besar ada apa dibalik aksi ini?. atau apakah memang ada himbauan dari kepala negara mengenai pembatasan waktu aksi demonstrasi?. 
   
Dibulan Mei tahun 2013, presiden pernah menyampaikan pidatonya mengenai alternatif menaikan harga BBM.   

"Oleh karena itu sekali lagi APBN-P ini menjadi sangat penting untuk dibicarakan dengan DPR RI. Kita tidak ingin juga ada semacam ketidakpstian di negeri kita menyangkut APBN-P, subsidi BBM termasuk penyesuaian harga BBM itu sendiri," katanya.

Saat ini hanya tinggal menghitung hari hasil penetapan menaikan harga bahan bakar minyak yang rencana mulai tanggal 17 Juni 2013. szone