Senin, 03 Juni 2013

Indonesia Dihadapkan Pada Kehancuran Bangsa

JAKARTA - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol. Anang Iskandar mengungkapkan bahwa, tanpa kepedulian kita semua terhadap permasalahan narkoba yang ada saat ini,  maka Indonesia dihadapkan pada kehancuran masa depan bangsa.

“Peredaran narkoba saat ini telah berkembang keseluruh penjuru tanah air, bisa dipastikan tidak ada satu wilayah pun di Indonesia yang bebas dari peredaran gelap narkoba,” Tandasnya saat mencanangkan Bulan Keprihatinan Terhadap Korban Penyalahguna Narkoba, Sabtu (1/6) di lapangan Olahraga Bhayangkara Mabes Polri di Jakarta.

Menurut mantan Kapolda Jambi ini, korban penyalahguna narkoba tidak hanya mereka yang broken home, tetapi sudah menjalar pada keluarga yang harmonis dan menyasar semua tingkatan usia dan profesi yang ada di negeri ini. “Narkoba merugikan kita semua, berdasarkan hasil penelitian kerugian ekonomi yang ditimbulkan mencapai Rp 41 triyun pertahun, terdiri dari biaya ekonomi dan sosial serta tiap hari  rata -rata 40 orang meninggal sia - sia akibat menyalahgunakan narkoba, belum terhitung berapa mereka yang putus sekolah maupun yang gila akibat mengkonsumsi narkoba,” ujar Anang Iskandar.

Penyalah guna narkoba  di Indonesia perkembangannya cukup pesat. Korbannya telah mencapai 4 juta orang , gambarannya  seperti penyakit menular yang mematikan secara perlahan-lahan dan dapat menyerang siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan, masyarakat, pejabat, pelajar maupun mahasiswa.

“Kita menjadi bertambah prihatin ketika kita menghitung betapa kurangnya tempat rehabilitasi dibanding dengan prevalensi penyalahguna narkoba yang ada saat ini. Tempat rehabilitasi yang dimiliki instansi pemerintah masih sangat sedikit, sedang tempat rehabilitasi milik masyarakat cuma 80 unit, seharusnya tempat rehabilitasi ada pada tiap- tiap provinsi, kabupaten /kota untuk merehabilitasi warganya masing masing,” kata Anang prihatin.

Dijelaskan, narkoba saat ini sudah berkembang lebih jauh, ada 14 macam narkoba jenis baru yang ditemukan di laboratorium BNN, yang di create oleh sindikat narkoba yang didukung oleh tenaga ahli farmasi, “Bahkan di dunia ditemukan sebanyak 251 nakoba jenis baru, dimana narkoba jenis baru ini sengaja dibuat untuk menghindari jerat hukum yang diatur oleh Undang-undang masing masing negara,” jelas mantan Gubernur Akpol ini.

Dekriminalisasi penyalah guna narkoba berdasarkan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009  Tentang Narkotika, tambahnya,  juga belum berjalan seperti yang diharapkan.  Perbuatan penyalahgunaan narkoba tetap dilarang, dalam memutuskan hukuman tidak harus dipidana. Tetapi para penegak hukum lebih memilih memidanakan dari pada merehabilitasi penyalahguna narkoba,  “Harapan saya, melalui dekriminalisasi kita dapat merehabilitasi penyalahguna narkoba secara compulsory.  Karena tidak berjalannya dekriminalisasi, menjadi salah satu  sebab kenapa prevalensi pengguna narkoba tidak menurun,” jelas Anang.

Demikian juga Depenalisasi penyalahguna narkoba belum berfungsi dengan baik, IPWL (Instansi Penerima Wajib Lapor) telah ditunjuk namun masih banyak yang belum berfungsi, “Mestinya melalui depenalisasi kita dapat merehabilitasi penyalahguna narkoba secara volunter. Hal ini juga turut memberikan kontribusi tidak menurunnya  prevalensi pengguna narkoba di tanah air,” ujarnya.

Dari keprihatinan- keprihatinan tersebut, ia menyadari sepenuhnya perang melawan narkoba harus dilakukan secara bersama-sama, dan semua diminta untuk mendorong terbangunnya budaya merehabilitasi penyalahguna narkoba secara sukarela,  menanamkan keyakinan prevention better than cure.

“Menumbuhkan kepedulian masyarakat untuk menjadi pelaku dalam gerakan masyarakat merehabilitasi korban penyalahguna narkoba,” harap Anang Iskandar.

Sementara itu Ketua Pelaksana Pencanangan Bulan Keprihatinan bagi Korban Penyalahguna Narkoba Tahun 2013 Brigjen Pol. Siswandi, menjelaskan kegiatan ini mengusung tema keprihatinan karena jumlah pengguna narkoba grafiknya kian naik termasuk dampak dan efek yang ditimbulkannya. Prihatin karena penanganan terhadap korban narkoba masih sangat terbatas.

“Dan yang lebih memprihatinkan kesadaran masyarakat terhadap korban narkoba masih sangat rendah,” kata Siswandi.

Selain dihadiri Kepala BNN Komjen Pol. Anang Iskandar, dan Wakapolri Komjen Pol. Nanan Sukarna, kegiatan tersebut juga dihadiri Menpora Roy Suryo dan seluruh pejabat Walikota di Wilayah DKI Jakarta serta didukung para artis-artis Ibukota.

0 komentar:

Posting Komentar