Kamis, 06 Juni 2013

20% Warga Bali Terancam Gila



Denpasar: Sekitar 40.000 warga Pulau Bali terancam mengalami gangguan jiwa akibat makin kompleksnya kondisi sosial dan ekonomi yang meningkatkan risiko munculnya tekanan, stres, dan trauma.

Menurut Direktur Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Bangli Made Sugiharta Yasa dari 40.000 warga yang mendekati mengalami gangguan jiwa atau terancam gila itu, sekitar 4.000 hingga 8.000 di antaranya sudah berobat di seluruh rumah sakit di Bali.

"Berdasarkan data statistik, di Bali ada 40.000 populasi yang cenderung menjadi sakit jiwa, tetapi belum tentu sakit jiwa. Yang saat ini sudah diobati 4.000 sampai 8.000 pasien," katanya, Kamis (6/6).

Kendati ancaman gangguan jiwa tinggi, ujarnya, jumlah pengidap gangguan jiwa di Bali masih dalam batas statistik. Ia menyebutkan, jumlah penderita gangguan jiwa di Bali masih di bawah 10 besar, yakni di peringkat 14. Sedangkan jumlah penderita gangguan jiwa terbanyak berada di Jakarta.

"Untungnya kesadaran masyarakat Bali untuk berobat semakin meningkat sehingga orang yang mengalami gangguan jiwa kondisinya berangsur-angsur membaik," katanya.

Sebelumnya Direktur Bina Kesejahteraan Jiwa Kementrian Kesehatan Dr Diah Setia Utami SpKJ mengatakan tingginya masyarakat di Bali mengalami gangguan jiwa, tidak dibarengi dengan jumlah psikiater yang memadai.

Jumlah psikiater di Bali saat ini hanya 26 orang dan kebanyakan terpusat di Kota Denpasar. Padahal jumlah masyarat Bali yang berobat mencapai 4.000 sampai 8.000 orang. Menurutnya, bila masalah gangguan jiwa tidak ditangani secara serius oleh pemerintah di semua negara, diprediksi penderita gangguan jiwa pada 2020 terus meningkat dan menjadi penyakit mematikan kedua di dunia setelah penyakit jantung. (Arnoldus Dhae)

0 komentar:

Posting Komentar