This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Senin, 14 April 2014

Ujar Wartawan Jerman "Jokowi" 'Obama dari Indonesia'.

 
Jakarta - Kubu oposisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) telah menjadi partai terbesar di parlemen Indonesia.

Kemenangan pada Pemilihan Ulum kemarin (9/4/2014) memperkokoh keunggulan calon presiden Joko Widodo, tulis Grahame Lucas. Grahame Lucas adalah Kepala Pelayanan Majalah Deutsche Welle untuk wilayah Asia Tenggara.

"Pemilu ini menandai munculnya superstar nasional baru dalam politik Indonesia. Gubernur Jakarta, ibukota Indonesia, yang sangatlah populer, Joko Widodo 52 tahun, sudah sering dipuji sebagai 'Obama dari Indonesia'.

Dia telah membantu partainya untuk kemenangan dalam pemilihan parlemen dengan memberikan PDIP sekitar 19 persen serta menjadikan PDIP sebagai partai terbesar di parlemen baru.

Hasilnya cukup penting karena pertama kalinya melalui kotak suara sebuah partai yang dahulunya pernah berjaya kini telah kembali berkuasa di Indonesia, negara dengan perekonomian Asia Tenggara yang paling kuat.

Selain itu, Joko Widodo telah ditetapkan sebagai calon presiden pada pemilu bulan Juli mendatang. Hasilnya juga menunjukkan bahwa terjadi pergeseran dalam sistem politik Indonesia. Negara ini jelas mengalaminya "ya kita bisa" momen dengan keberhasilan Joko Widodo.

Dia adalah nafas segar di panggung politik di sebuah negara yang masih berusaha menjadi negara demokrasi sejak 15 tahun setelah berakhirnya kediktatoran Soeharto. Joko Widodo, atau Jokowi, begitu ia dikenal luas, telah menunjukkan bahwa ia dapat menarik bagi jutaan rakyat Indonesia di atas perbedaan politik secara tradisional.

Dari awal yang kecil, ia telah merangsek ke atas pohon politik hanya dalam waktu dua tahun yang singkat-murni, karena ia adalah fenomena yang telah mengguncang negara itu baru-baru ini. Terpilih sebagai gubernur Jakarta pada tahun 2012, ia telah mengembangkan sebuah citra muda, mengunjungi daerah kumuh ibukota dan berjanji untuk membantu orang miskin, sementara pada saat yang sama menyatakan kecintaannya pada musik rock.

Yang cukup menarik, banyak orang berkomentar pada media sosial bahwa mereka akan menyukai untuk memilih Jokowi melalui surat suara. "Tentu saja, namanya tidak ditemukan di sana karena ia tidak bertarung memperebutkan kursi", candanya.

Dengan kata lain, Jokowi mendorong semua tombol yang tepat untuk meyakinkan penduduk muda Indonesia bahwa dia adalah orang yang tepat, bukan hanya untuk Jakarta tapi juga bagi negara.

Dia telah menggambarkan dirinya dengan sempurna sebagai "orang biasa". Dalam hal ini, ia telah menunjukkan bakat yang luar biasa. Pemilihannya sebagai presiden tak terelakkan lagi. Jajak pendapat juga menunjukkan bahwa sementara "Jokowi Effect" itu tidak sekuat beberapa jajak pendapat yang disarankan, pemilih hanya menunjukkan kesetiaan pada partai tradisional mereka.

Tetapi dengan begitu banyak hype sekitar Jokowi, sedikit perhatian telah dibayarkan atas kemampuannya untuk memimpin bangsa dari 240 juta orang- dan merupakan negara muslim terbesar di dunia.

Jokowi tidak memiliki pengalaman politik di tingkat tertinggi dan belum teruji dalam menangani politik dalam negeri yang sangat kompleks di Indonesia. Secara tradisional, partai politik cenderung mengikuti model dynastical (keturunan) yang ditemukan secara luas di Asia.

Didominasi oleh keluarga yang sangat kuat, mereka cenderung untuk melayani kepentingan mereka sendiri dari pada orang-orang dari golongan pemilih. Hal ini dapat menempatkan mereka di jalur yang berbenturan dengan populis Jokowi, pria yang mengabdikan diri bagi rakyatnya.

Jika Jokowi terpilih sebagai presiden dengan mandat untuk perubahan pada bulan Juli, sulit untuk memprediksi bagaimana kesepakatan antara keinginan pemilih untuk reformasi dan membersihkan diri dari kepentingan partai politik yang egois dan ingin bercokol di parlemen.

Di Jakarta, ia dikenal baik, tangguh dan pragmatis. Dalam beberapa bulan terakhir ia telah berusaha keras untuk melewati kritikan-kritikan yang tertuju padanya dan partai yang mengusungnya. Tapi Jokowi harus mencatat pelajaran penting dan sedikit menyakitkan pada kasus Barack Obama.

Hal ini sangat mengecewakan para pemilih yang memberikan harapan yang terlampau tinggi baginya. Semoga Jokowi bisa memberikan yang terbaik dan selamat kepada PDIP.

Jumat, 11 April 2014

Malaysia Pulangkan Ribuan WNI


JAKARTA - Pemerintah Malaysia selama 2014 hingga April telah mengusir atau memulangkan sebanyak 1.025 tenaga kerja warga negara Indonesia di Sabah melalui Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara).

"Sesuai data kami, selama 2014 ini sudah mencapai 1.025 WNI yang dipulangkan dari Sabah, melalui Nunukan," kata Kepala Unit Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Pelabuhan Internasional Tunon Taka Kabupaten Nunukan, Nasution di Nunukan, Jumat (11/4/2014).

Berdasarkan data TPI Pelabuhan Internasional Tunon Taka, sebanyak 1.025 TKI tersebut terdiri atas 798 laki-laki dan 227 perempuan, ujar Nasution.

Ia menerangkan, WNI yang diusir dari Malaysia karena tidak memiliki dokumen keimigrasian serta ada di antaranya yang tersangkut kasus kriminal seperti narkotika dan perampokan. TKI yang dipulangkan melalui Kabupaten Nunukan tersebut seluruhnya yang semula bekerja di Negeri Sabah.

Sesuai laporan dari Konsulat RI Tawau kepada kantor imigrasi setempat, selama 2014 jumlah WNI yang diusir pemerintah negara tetangga itu untuk Januari sebanyak 318 orang, Februari 318 orang, Maret 269 orang dan awal April ini sudah 120 orang, sehingga totalnya 1.025 orang per 10 April 2014.

Sepanjang Januari-Maret 2014, WNI yang diusir itu terdiri 634 orang asal Sulawesi Selatan, 197 orang dari NTT, 33 orang dari Pulau Jawa, dan 26 orang dari Sulawesi Tengah. Kemudian dari NTB dan Kaltara masing-masing lima orang, tiga orang dari Kalimantan Barat, serta asal Kalimantan Selatan dan Sulawesi Tenggara masing-masing satu orang.

Dari ribuan WNI yang diusir per 10 April 2014, sebagian besar masih memilih kembali bekerja di Negeri Sabah dengan alasan beragam dan hanya sebagian kecil saja yang melanjutkan perjalanan pulang ke kampung halamannya.

Namun Satgas Penanggulangan WNI Bermasalah minta kepada WNI yang diusir itu apabila masih berkeinginan kembali bekerja di Malaysia agar melengkapi diri terlebih dahulu dengan dokumen keimigrasian.

Tabrak Pengendara Motor, Kades Malah Injak-Injak Korbannya

PEKANBARU - Seorang pria berbadan tegap yang tengah mengendarai mobil menabrak pengendara motor di Jalan HM Subrantas, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru, Riau malam tadi. Parahnya, pria tegap itu bukannya menolong, malah menghajar orang yang ia tabrak hingga babak belur.

Seorang warga, Irawan, menceritakan, perlakuan pria tersebut ke pengendara motor terbilang sadis. Pria berambut cepak itu menginjak-injak tubuh korban dan menghajarnya pakai ikat pinggang. Padahal, postur tubuh pengendara motor lebih kecil dari pelaku penganiayaan.

Tak sampai disitu, pelaku juga memasukan motor pria yang dihajarnya ke dalam parit di tepian jalan. "Kami lihat pria itu menabrak pengendara motor. Setelah turun dari mobil, dia malah menghajar pengendara motor yang badannya lebih kecil. Pengendara motor itu dihajar pakai ikat pinggang dan diinjak-injak," aku Irawan.

Lantas warga beramai-ramai mendatangi lokasi kejadian dan meminta agar pria tersebut berhenti melakukan penganiyaan. Namun pria tersebut malah menantang warga dan mengaku sebagai polisi dan memiliki pistol.

"Kami yang memang sudah emosi dengan perlakukannya ke pengendara motor itu, langsung menghajar saja," timpal Doli, warga lainnya.

Toyota Avanza silver yang dinaiki pria tersebut juga menjadi sasaran amuk massa. Sedangkan korban yang dipukuli dibawa ke rumah sakit oleh warga. Sementara itu, petugas kepolisian yang baru tiba di lokasi tidak bisa berbuat banyak karena massa semakin beringas dan bertambah banyak.


Seorang Kades


Kemarahan warga terhadap pria berbadan tegap itu akhirnya mereda. Petugas kepolisian pun langsung mengamankan pria tersebut untuk dimintai keterangan. Identitas pria tersebut pun terbongkar.

Pria berbadan tegap yang mengaku memiliki pistol itu bukanlah seorang polisi melainkan kepala desa di Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar. Kepala desa itu bernama Muhammad Akmar. "Dia ternyata salah satu Kades di Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar," ujar Kapolsek Tampan, Kompol Suparman.

Polisi juga tak menemukan pistol di dalam mobil maupun tubuh Muhammad Akmar. Polisi malah menemukan narkoba jenis sabu di mobil Pak Kades tersebut. "Dan setelah kami lakukan pemeriksaan dia diduga kuat di bawah pengaruh narkoba," imbuhnya.

Anggota PPS di keroyok Massa Simpatisan Caleg PAN

 
NABIRE - Anggota PPS 02 Topo, SP 4, Kabupaten Nabire, Papua, bernama Saiful Bahri dikeroyok massa simpatisan caleg hingga babak belur.

Istri Saiful Bahri, Juleri, yang saat kejadian ada di lokasi penganiayaan, melihat suaminya mendapat bogem mentah dan dipukul pakai linggis oleh massa dari caleg PAN, Minggus Madae, dan Abner Madae yang berasal dari Partai Gerindra.

Juleri mengaku tidak bisa berbuat apa-apa dan ketakutan saat penganiayaan itu terjadi. Pasalnya, massa yang berjumlah puluhan orang itu bertindak sangat beringas.

Personel Kepolisian Sektor Uwapa Topo terlambat tiba di lokasi kejadian, tidak mampu berbuat banyak untuk mengamankan kejadian tersebut karena kjumlah massa semakin lama makin banyak.

Di tempat terpisah, Ketua PPD Distrik Uwapa Topo, Puji Rahayu, meminta pihak aparat Kepolisian untuk melindungi dirinya dan keluarga, karena massa mengancam akan membakar rumahnya jika tidak membagi jumlah perolehan suara.

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Papua, Kombes Polisi Sulistio Pudjo, mengatakan peristiwa nahas tersebut terjadi sekira pukul 08.30 WIT, saat proses penghitungan suara di TPS 02 Topo Nabire.

Kedua caleg itu hampir tidak mendapat suara saat dilakukan perhitungan suara. Tidak terima, orangtua kedua Caleg yakni Pieter Madae lalu mengerahkan massa menuju Balai Desa Topo, tempat dilakukan proses perhitungan surat suara.

Sesampainya di TKP, Pieter langsung minta ke Ketua PPS agar kedua anaknya diberikan suara agar terpilih dalam Pileg kali ini.

"Korban lalu datang untuk tenangkan massa, karena dia melihat massa berteriak-teriak kepada Ketua PPS. Belum selesai dia berbicara, dia sudah di pukul oleh masa yang jumlahnya sekitar 40 orang," terang Sulistio kemarin.

Perahu Motor Terbalik, 28 Penumpang Hilang di Jayapura


JAYAPURA - Sebanyak 28 orang penduduk Kabupaten Mamberamo Raya, Papua, saat ini belum diketahui nasibnya setelah perahu yang ditumpanginya terbalik akibat diterjang ombak.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Pudjo di Jayapura, Jumat (11/4/2014), mengatakan perahu motor warga kampung Baitansa, Mamberamo, itu dilaporkan diterjang ombak saat pulang ke Kabupaten Mamberamo dari Kabupaten Serui.

"Sampai saat ini, kami belum mengetahui nasib puluhan penumpang perahu itu," kata Kombes Pudjo seraya menambahkan bahwa laporan tentang adanya perahu motor terbalik itu setelah masyarakat di Kampung Kaisuri, Kabupaten Waropen, Kamis (10/4) sore, sekira pukul 16.00 WIT menemukan dua orang warga Kabupaten Mamberamo Raya dalam keadaan terapung.

Dikatakan, dari keterangan kedua orang yang berhasil selamat itu diketahui adanya insiden tersebut. Mereka juga melaporkan bahwa puluhan penumpang perahu motor naas itu sebelum terpisah nampak berupaya menyelamatkan diri dengan berpegangan di sekitar perahu motor.

Aparat keamanan dibantu masyarakat saat ini berupaya membantu mencari puluhan warga tersebut, namun terhambat dengan cuaca yang tidak bersahabat. “Gelombang laut cukup tinggi sehingga menyulitkan untuk pencaharian,” kata Kombes Pudjo.

Sempat Hillary Clinton Dilempar Sepatu Saat Pidato

Las Vegas - Seorang wanita melempar suatu benda ke arah mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton. Benda yang mirip sepatu itu dilempar oleh wanita tak dikenal saat Clinton sedang berpidato dalam acara Institute of Scrrap Recycling Industries, Kamis, 10 April 2014, di Mandalay Bay Hotel-Casino, Las Vegas.

Insiden itu terjadi saat Clinton baru saja menaiki panggung. Beruntung benda itu hanya nyaris mengenai tubuhnya. Clinton mengelak ke arah yang berlawanan.

"Apakah seseorang melemparkan sesuatu padaku? Apakah itu bagian dari Cirque de Soleil (sebuah perusahaan hiburan di Kanada yang sering menayangkan sirkus dan hiburan jalanan)?" kata Clinton, seperti dilansir situs AP, Jumat, 11 April 2014.

Ilen Rosen, saksi yang duduk di barisan ketiga, mengatakan ia melihat suatu objek berwarna jingga dilempar dari gang samping tempat ia duduk. "Wanita itu berjalan menyusuri lorong hingga sekitar enam baris dari depan saat ia melempar sesuatu. Wanita itu kemudian berbalik, meletakkan kedua tangannya di udara, dan berjalan menuju bagian belakang ruangan sebelum petugas keamanan menangkapnya," kata Rosen.

Wanita yak tak dikenal itu berhasil diamankan dan pihak berwenang akan mengenakan hukuman padanya. Objek itu sudah diamankan oleh petugas.

Seorang peserta kemudian menyerahkan selembar kertas yang diselipkan di sepatu itu kepada petugas. Setelah diidentifikasi, surat itu adalah salinan dari Departemen Pertahanan berlabel rahasia yang merujuk pada operasi "Cynthia" di Bolivia bertanggal Agustus 1967.

Saat Ini Tingkat Pembunuhan Di Amerika Masih Tinggi

 
Jakarta - Perserikatan Bangsa-Bangsa merilis angka pembunuhan global telah menurun meskipun hanya sedikit. Namun, untuk Amerika dan Afrika Selatan, tingkat pembunuhan masih sangat tinggi. Bahkan, angka itu empat kali lebih tinggi dari rata-rata global, sekitar 6,2 korban per 100 ribu orang.

"Angka itu berdasarkan data pembunuhan selama 2012. Lebih dari setengah korban berusia kurang dari 30 tahun," tulis laporan PBB bagian Narkoba dan Kejahatan, yang dilansir Daily Mail, Kamis, 10 April 2014.

Jean-Luc Lemahieu, analis kebijakan PBB, mengatakan bila angka pembunuhan di Kanada dan Amerika Serikat masih di bawah rata-rata global. Namun, angka di beberapa negara di Amerika Tengah serta Amerika Selatan jauh lebih tinggi.

"Benua Amerika tetap menjadi tempat yang sangat keras di dunia," ujar Lemahieu. "Terutama di Honduras, Belize, El Savador, Kolombia, Venezuela, dan Meksiko."

Kekerasan antara pesaing kartel narkoba berkontribusi besar terhadap kasus pembunuhan di Meksiko. Sejak 2007, tingkat pembunuhan di sana meningkat dua kali lipat. Adapun Amerika Tengah menjadi rawan karena perseteruan sejumlah geng.

Di Afrika Selatan, tingkat pembunuhan berada di angka 31 korban dari 100 ribu orang. Meskipun angka itu tergolong sangat tinggi, PBB melihatnya sebagai tren positif. Sebab, kasus pembunuhan di sana telah menurun secara stabil selama lima tahun terakhir.

"Tingkat pembunuhan terendah di Eropa, Asia, serta Oceania. Sebanyak 43 persen kasus pembunuhan berakhir di pengadilan."

Mendongkrak Runtuhnya Uni Soviet

 
Moskow - Sejumlah politikus pro-Kremlin di parlemen Rusia, Duma, meminta  investigasi dilakukan terhadap mantan presiden Mikhail Gorbachev yang dianggap berperan meruntuhkan Uni Soviet pada 1991. 

Permintaan investigasi itu disampaikan kepada Jaksa Agung Rusia Yury Chaika, seperti dilansir Izvestia, Kamis, 10 April 2014. Adapun politikus pro-Kremlin yang meminta investigasi berasal dari faksi Rusia Bersatu, yakni Partai Komunis dan Partai Demokrat Liberal.

Menurut para politikus itu, Gorbachev telah melakukan tindakan ilegal dengan membuat Uni Soviet runtuh. Padahal pemungutan suara yang diadakan pada saat itu menyatakan lebih dari 77 persen peserta jajak pendapat menikmati hidup di bawah naungan Uni Soviet.

"Penyelidikan yang dilakukan lembaga-lembaga yang berkuasa hari ini membutuhkan analisis yang lengkap dan akurat mengenai Peristiwa 1991," kata Yevgeny Fyodorov, perwakilan pengurus partai yang kini berkuasa, Partai Rusia Bersatu.

Mikhail Degtaryov dari Partai Demokrat Liberal mengatakan masyarakat Rusia masih merasakan konsekuensi Peristiwa 1991. Ia merujuk pada situasi yang dialami masyarakat di Ukraina sekarang. "Masyarakat di Kiev saat ini sekarat dan akan mati gara-gara kesalahan yang terjadi bertahun-tahun yang lalu saat Kremlin membuat keputusan membubarkan negara ini (Uni Soviet)," katanya. 

Ukraina mendeklarasikan kemerdekaannya atas Uni Soviet pada Agustus 1991, sesaat setelah pendukung garis keras komunis berusaha melakukan kudeta untuk menggulingkan Presiden Gorbachev di Moskow.

Ukraina merupakan satu dari 14 negara yang meraih kemerdekaannya setelah Uni Soviet dibubarkan pada 1991. Pada 8 Desember 1991, persetujuan pembubaran Uni Soviet ditandatangani oleh pemimpin Federasi Rusia, Ukraina, dan Belarus dalam satu pertemuan yang tidak menyertakan Gorbachev.

Gorbachev menolak tuntutan para politikus ini karena dianggap benar-benar tak beralasan berdasarkan sudut pandang sejarah. 

Gorbachev merupakan arsitek kebijakan reformasi Uni Soviet yang dikenal sebagai perestroika dan glasnos.

Kamis, 10 April 2014

Jawa Barat Lakukan Coblos Ulang, Surat Suara Banyak Yang Tertukar

 
Jakarta – Kali ini permasalahan muncul saat lakukan pencoblosan dikareanakan di beberapa tempat TPS telah tertukar banyaknya surat suara, sehingga KPU harus melakukan pencoblosan ulang diwilayah kabupaten dan kotamadya di wilayah Jawa Barat yang bermasalah.

Informasi yang didapat dilapangan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat telah ada sembilan ribu Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang tersebar di wilayah tersebut, 231 TPS diantaranya bermasalah. Yakni surat suara yang tertukar.

Menurut Endul Abdulhaq, Devisi Teknis penyelengaraan Pileg KPU Jabar, dari hampir 30 kota dan Kabupaten yang ada di Jabar hampir di setiap kabupatern dan kota mengalami kasus tertukarnya surat suara. Dan yang paling banyak adalah di Kabupaten dan Kota Sukabumi.“Berdasar catatan ada enam TPS yang kota suara tertukar di wilayah Sukabumi,“ ungkap Endul, Kamis (10/4).

Untuk mencari solusi atas permasalahan ini, Endul mengatakan pada hari ini pihaknya menggelar rapat dengan KPU se-Jabar untuk mengevaluasi kasus tertukarnya surat suara. “Kita lihat saja nanti hasil rapatnya. Yang jelas, di lokasi yang suaranya tertukar tak menutup kemugkinan dilakukan pemungutan suara ulang,” pungkasnya.

Rabu, 09 April 2014

Mengasah Otak Anak

http://www.sweetiegames.com/

http://www.sweetiegames.com/game/tags

http://www.sweetiegames.com/free-games/Disney%20Games

http://www.sweetiegames.com/cinema_rush.html

Isu Politik; Amerika Mendukung Jokowi

Jakarta- Merebaknya penolakan Jokowi dengan alasan capres dari PDI Perjuangan itu didukung lobi Amerika Serikat, cukup mengejutkan. Sebab, perasaan anti-Amerika Serikat yang dikaitkan dengan Pilpres, baru kali ini terjadi.

Akibatnya penolakan itu memancing pertanyaan, apakah perasaan anti-Amerika Serikat di Indonesia, memang sudah ada dan mengental serta seberapa besar penyebarannya? Atau apakah reaksi itu sifatnya situasional dan akan hilang dengan sendirinya?

Selama ini peran Amerika Serikat dalam percaturan politik dan ekonomi di Indonesia, tidak bisa dibilang tak ada. Karena sudah menjadi pengetahuan umum, sejak 1966, peran Amerika Serikat di Indonesia, cukup besar.

Peran itu tersalur lewat para ekonom dan teknokrat Indonesia yang menyusun strategi pembangunan Indonesia di era Orde Baru. Konsep yang mereka gunakan, berasal dari textbook Amerika Serikat.

Sebagian besar tim inti teknokrat Orde Baru, jebolan perguruan tinggi asal Amerika Serikat. Inilah salah satu alasan, mengapa di era Orde Baru pernah populer julukan "Mafia Barkeley" yang merujuk kepada sejumlah menteri yang berasal dari Universitas Barkeley, California.

PT Freeport, merupakan perusahaan bermodalkan dana dari Amerika Serikat yang melakukan investasi di Indonesia di awal Repelita, pemerintahan Orde Baru. Sejak Orde Baru berkuasa di 1966, hampir semua kebijakan berorientasi kepada Dunia Barat, dalam arti dunia yang dipimpin Amerika Serikat.

Koneksitas Indonesia dengan Bank Dunia dan IMF (Dana Moneter Internasional), - dua badan keuangan internasional yang bermarkas di Washington, cukup kuat tapi tak lepas dari pengaruh Amerika Serikat. Satelit Palapa yang diluncurkan 1975, tidak lepas dari kedekatan dan hubungan baik Indonesia dengan Amerika Serikat.

Dengan peluncuran satelit Palapa, Indonesia menjadi negara nomor ketiga di dunia pada tahun itu yang memiliki satelit sendiri. Dua negara lainnya yakni, Amerika Serikat dan Uni Sovyet (kini Rusia).

Palapa menjadi alat investasi yang sangat berguna, karena berkat satelit itulah Indonesia menjadi negara pertama di Asia yang memiliki sistem komunikasi modern. Transaksi keuangan dan perbankan yang begitu mudah dan cepat hingga kini bisa kita nikmati sekarang dan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi maupun percepatan pembangunan.

Satelit Komunikasi Palapa yang dibuat dan diluncurkan oleh Amerika Serikat akhirnya menjadi simbol pemersatu bangsa Indonesia setelah "perpecahan" antar dua orde, Orde Lama dan Orde Baru.

Lagi-lagi kalau kebijakan pemerintah RI yang pro Amerika Serikat disebut satu persatu, daftarnya akan menjadi sebuah catatan yang cukup panjang.

Indonesia memang tidak pernah menjadi antek Amerika Serikat. Tapi siapa pun yang paham tentang ideologi-ideologi besar di dunia, pasti mengerti bahwa pelarangan ideologi komunis berikut Partai Komunis Indonesia (PKI), hanya mungkin dilakukan oleh rezim Orde Baru karena desakan sekaligus dukungan Amerika Serikat.

Bahkan Desember 1975, Indonesia mampu mencaplok Timor Portugis (kini Timor Leste) dengan mudah untuk menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), semata-mata karena adanya "perintah" dari Washington.

Jadi Orde Baru yang berkuasa selama 32 tahun yang kemudian dilanjutkan Presiden SBY selama 10 tahun, merupakan rezim yang dikenal sangat dekat Amerika Serikat.

Dalam konteks seperti penggambaran di atas, jika tahun ini ada dukungan Amerika Serikat terhadap Jokowi sebagai capres 2014, sejatinya merupakan sesuatu yang normal dan bukan hal yang baru. Dukungan Amerika Serikat, sebagai sebuah negara industri, apapun motif dan alasannya, tetap lebih memiliki nilai dan bobot tersendiri.

Paling tidak dukungan Amerika Serikat itu bisa menjadi daya tarik negara-negara industri lainnya. Semakin banyak negara industri yang menilai positif akan status Indonesia, dampaknya bagi Indonesia pasti akan lebih baik.

Dalam situasi seperti sekarang, dimana tidak mudah bagi negara berkembang seperti Indonesia mendapatkan investasi, sebetulnya adanya keinginan Amerika Serikat mendukung capres seperti Jokowi, bukanlah sesuatu yang kontraproduktif.

Hanya memang, dukungan tersebut menjadi sebuah isu politik yang sensitif dan berpotensi destruktif, karena kemitraan lokal yang dipilih Amerika Serikat, secara psikologis memiliki kelemahan kultural.

Yang pasti menjadi sahabat negara industri seperti Amerika Serikat, bukanlah sebuah dosa besar. Karena dukungan Amerika Serikat bisa bermakna sebagai sebuah jaminan. Sentimen pasar internasional, demikian para analisa bursa dan keuangan biasanya menyebut, bakal berpaling ke Indonesia.

Penolakan terhadap campur tangan Amerika Serikat, tidak berdiri sendiri. Melainkan sebagai sebuah akumulasi ketidak puasan terhadap negara Paman Sam tersebut.

Sejauh ini, Indonesia memang sudah beberapa kali menjadi korban dari perubahan komitmen Amerika Serikat. Sebut saja seperti masalah pencaplokan Timor Timur (Timor Portugis) di 1975. Dalam perjalanannya, pencaplokan tersebut sekalipun dilakukan Indonesia atas "perintah" Amerika Serikat, tapi Washington secara resmi tidak pernah mengakui Timor Timur sebagai bagian dari Indonesia.

Padahal pencaplokan tersebut antara lain untuk mendukung politik global Amerika Serikat yang sedang memerangi komunisme internasional di era itu. Dalam kasus Timor, Indonesia menjadi korban dari kebijakan berstandar ganda Amerika Serikat.

Masih dalam soal kebijakan. Di 1980-an, Indonesia membeli sejumlah pesawat tempur F-16 dari Amerika Serikat. Pilihan sebetulnya bukan hanya pada Amerika Serikat. Indonesia memilih produk Amerika Serikat sebagai sebuah "gesture".

Tapi ketika terjadi apa yang disebut Amerika Serikat sebagai pelanggaran berat HAM di Timor Timor dan pelakunya militer Indonesia, serta merta Amerika Serikat melakukan embargo persenjataan terhadap Jakarta.

Lanjutannya, sewaktu pesawat-pesawat tempur F-15 mengalami kerusakan, perbaikan tidak bisa dilakukan teknisi Indonesia. Tapi karena suku cadang yang hanya ada di Amerika Serikat, tidak diizinkan dijual kepada Indonesia, maka pesawat-pesawat tempur yang rusak itu, bertambah rusak.

Pasca-serangan teroris Al-Qaeda terhadap Menara Pusat Perdagangan Dunia (World Trade Center) pada September 2001, Amerika Serikat memperkenalkan kebijakan baru. Yaitu menjadikan teroris Al-Qaeda yang mengusung ideologi Islam, sebagai musuh utama Washington.

Ekses yang dilakukan pasukan anti teroris Amerika Serikat, membuat dunia Islam merasa dimusuhi. Akibatnya Indonesia sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, ikut terimbas dengan kebijakan Washington tersebut.

Dengan latar belakang itu, ada kekhawatiran persahabatan dengan Amerika Serikat, tidak berbasis kuat, mustahil langgeng dan berumur panjang. Sehingga masuk akal bila dukungan Amerika Serikat terhadap Jokowi sebagai calon presiden RI, dikhawatirkan memiliki persoalan dan risiko.

Permasalahannya sekarang, bagaimana membalik paradigma yang selama ini dipegang Amerika. Supaya kesan bahwa Amerika Serikat mau mengatur apa saja yang ada dalam sistem di Indonesia, tidak akan terjadi.

2 Tewas Setelah Pesawat Hilang Kendali di Papua

SENTANI  - Sebuah pesawat maskapai penerbangan misionaris Advent Doyo di Kabupaten Jayapura, Papua, jatuh sesaat setelah lepas landas di lapangan terbang setempat.

Pesawat itu jatuh hari Rabu (9/4/2014) ini, persis pada saat pemilihan umum legislatif.

Harian Surya (TRIBUNnews.com Network) mengutip laporan Antara melaporkan, dua orang tewas akibat kejadian itu, dan salah seorang korban adalah pilot pesawat.

Muncul Kampanye Hitam dan Seruan Golput

Jakarta - Kapolri Jenderal Sutarman menyatakan suasana keamanan menjelang coblosan pagi ini terpantau kondusif. Hanya saja pihaknya mencium berbagai upaya kampanye negatif untuk menjegal pemilu, kandidat, dan/atau partai tertentu.

"(Yang kampanye negatif) itu ada yang memasang selebaran di Sukoharjo (Jateng) dan baliho di Pasuruan (Jatim). Sudah ada 21 kelompok yang sudah teridentifikasi melakukannya," kata Sutarman, Rabu (9/4).

Pihaknya, masih kata Sutarman, telah melakukan penyelidikan dalam kasus-kasus tersebut dan bila diketemukan unsur pidananya maka akan ditindak sesuai unsur-unsur dan pasal yang dilanggar.

Baliho negatif yang dipasang di Pasuruan yang dimaksud Sutarman itu adalah baliho berukuran besar yang terdapat gambar mantan presiden RI ke-empat Abdurrahman Wahid alias Gus Dur yang juga merupakan pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Di baliho dengan foto Gus Dur tersebut terdapat sebuah kalimat bertuliskan, "Saya Saja Dikhianati, Apalagi Sampeyan..".

Diduga kuat maksud pemasang baliho itu adalah ajakan untuk tidak memilih PKB yang kini dipimpin Muhaimin Iskandar. Gus Dur memang sempat memecat Muhaimin dan akhirnya kasusnya dibawa ke pengadilan dimana kemudian Gus Dur dinyatakan kalah.

Pasuruan, sebagaimana daerah pesisir Jatim lainnya, dikenal sebagai basis massa NU yang merupakan lumbung suara PKB.

Sedangkan di Sukoharjo ditemukan selebaran gelap yang ditemukan tertempel di papan pengumuman di sebuah masjid di wilayah Kecamatan Kartasura. Isinya mengajak masyarakat untuk tidak memilih alias golongan putih (golput) saat pemilu.