Jumat, 28 Agustus 2015

Indonesia Ditunjuk Memperbaiki Kondisi Ekonomi Dunia

Jakarta - Saat krisis menghantam Amerika pada 2008, Indonesia bersama China dan India tampil di puncak daftar negara yang ekonominya masih tumbuh positif alias tetap kuat diterpa badai krisis. Sejak saat itu ekonomi Indonesia mulai dipertimbangkan lantaran dianggap berhasil menjaga stabilitas ekonomi global.

Di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi dunia saat ini, Presiden Joko Widodo diharapkan bisa menjadi motor pendorong negara-negara G-20 untuk memperbaiki kondisi ekonomi dunia.

"Saya harapkan pemerintah bisa memulai misi bersama ini. Sebagaimana pernah dilakukan saat krisis ekonomi tahun 2008," ungkap Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi dan Pendanaan Pembangunan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas Bambang Prijambodo di kantornya, Jakarta, Jumat (28/8).

Dia menceritakan, sedikit menilik ke belakang, negara-negara G-20 pernah melakukan langkah bersama membalikkan keadaan ekonomi yang karut marut saat 2008. Amerika Serikat yang saat itu tengah terpuruk, menjadi motor untuk gerakan ini.

"G20 bersama-sama melakukan compilation fiskal untuk mengatasi resesi yang terjadi saat itu. Yang sekarang ini belum. Ini yang sekarang saya agak bingung," terangnya.

Bambang menambahkan, pada saat itu ada semacam gerakan bersama dari seluruh negara G-20. Hasilnya luar biasa, dalam kurun waktu dua tahun harga komoditas yang awalnya anjlok kembali menguat.

"Jadi bayangkan ada langkah bersama agar kompilasi kebijakan fiskal dan stimulus moneter yang begitu progresif sehingga pemulihan keadaannya cepat," ujarnya.

Jika dibandingkan kondisi saat ini, Bambang menilai sangat jauh berbeda. Masing-masing negara yang terdampak perekonomian global sibuk menyelamatkan diri sendiri. Karena itu dia mengharapkan, Indonesia bisa menjadi motor penggerak utama untuk perbaikan ekonomi global.

"Kalau ini (compilation mission) ada saya yakin ini akan cepat. Kalau tidak kemungkinan pemulihannya akan bertahap, tapi juga masih banyak kebijakan yang harus kita cermati dan perhatikan," tutup Bambang.sumber:merdeka

0 komentar:

Posting Komentar