This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Selasa, 08 Oktober 2013

Penjambret Seret Korbannya di Kramat Jakpus

 
Jakarta - Sungguh naas yang dialami wanita muda ini ketika bepergian.  Pasalnya, Monique Marisa Syam (31), terluka setelah tarikan-tarikan mempertahankan tasnya saat turun dari angkot di Jalan Kramat II Senen, Jakarta Pusat, Senin (6/10) sore. Pelaku yang diperkiran dua orang menggunakan sepeda motor tersebut kabur  membawa tasnya dari lokasi kejadian.

Informasi yang dihimpun pada Selasa (7/10). kejadian tersebut bermula saat Monique baru turun dari angkot di TKP, namun tiba-tiba  dari arah belakang datang dua  orang tidak dikenal  menggunakan sepeda motor menarik tasnya.

Merasa kaget,  tasnya ditarik orang tak dikenal, wanita tersebut langsung berteriak minta minta tolong sembari mengatakan "jambret,..jambret. Namun, bandit jalanan tersebut bukannya takut malah terus menarik tas warna hitam miliknya. Sehingga terjadi tarik menarik  dan Monique terjatuh dan mengakibat luka pada bagian dengkul dan tangannya.

Kemudian, setelah berhasil menjambret tas yang berisi sejumlah uang dan dokumen penting itu, pelaku yang menggunakan sepeda motor tersebut kabur meninggalkan lokasi kejadian

Atas kejadian tersebut, Monique melaporkan kejadian yang dialaminya ke Polres Metro Jakarta Pusat untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut.

Pencurian Motor Di Tempat Parkir Marak Terjadi

 
Jakarta - Dihimbau jika anda akan memarkirkan sepeda motor gunakanlah kunci pengaman dan tetaplah waspada, jika lengah sebentar bisa raib digondol maling. Hal ini dialami Asep, sepeda motor Yamaha Vixion Nopol B-3956-BTC,  yang baru saja diparkir di rumah kos temannya di Jalan Krekot Bunder XI No. 1 RT08/02, Sawah Besar, Jakarta Pusat,  Senin (6/10) malam.

Informasi yang dihimpun, Selasa (7/10),  peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 22:00 WIB, saat  korban memarkirkan sepeda motornya di TKP,  kemudian korban masuk ke dalam rumah kost  temannya tersebut.

Baru saja  korban berbincang-bincang,   tiba-tiba terdengar ada suara sepeda motor. Merasa curiga, pria tersebut mendatangi tempat parkir sepeda motor yang jarak tak jauh dari ruangan kos.

Alangkah kagetnya korban melihat sepeda motor warna hitam tersebut dibawa kabur oleh orang tak dikenal dengan kecepatan tinggi. Apa daya,  korban pun tak bisa mengejar aksi pencuri tersebut.

Atas kejadian yang dialaminya tersebut, korban melapor ke Polsek Metro Sawah Besar untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut.

Jumat, 04 Oktober 2013

Aksi Cabut Pentil di Jakarta Ditiru Kota Lain

 
 Jakarta - Meski masih menimbulkan pro dan kontra di masyarakat, namun aksi pencabutan pentil yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan DKI Jakarta, sebagai bentuk tindakan tegas bagi kendaraan yang parkir tidak pada tempatnya, dicontoh oleh beberapa daerah lain di Indonesia.

"Memang benar Jakarta itu selalu dijadikan barometer dalam pelaksanaan kebijakan apa pun. Ternyata tindakan penegakan cabut pentil dinilai efektif sehingga ditiru oleh daerah lain," ujar Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Udar Pristono, Jumat (4/10/13).

Ia mengatakan, keempat daerah yang mencontoh aksi cabut pentil adalah Yogyakarta, Semarang, Salatiga dan Solo. Menurutnya cara yang didigagas oleh Kasudin Perhubungan Jakarta Pusat, M Akbar dinilai memberikan efek jera.

Buktinya, para pemilik motor tidak ada yang mengambil pentil ban mereka. Pemilik kendaraan sebenarnya diperbolehkan mengambil pentil ban, di kantor Dinas Perhubungan. Mereka lebih memilih mendorong kendaraannya ke bengkel motor.

"Mereka bisa mengambil pentil bannya di kantor kami. Tapi kami siapkan juga surat tilangnya. Di sana juga ada aparat kepolisian yang mengurusi pelanggarannya. Tapi sampai sekarang, tidak ada satu pun yang mengambilnya," jelasnya.

Pristono melanjutkan, meski masih ada pro dan kontra, namun ia mengklaim jika jumlah parkir liar di Jakarta terus menurun. Ia menegaskan meski terkadang ada perlawanan dari warga, namun aksi cabut pentil ban akan tetap dilakukan.

"Sekarang pencabutan pentil baru dilakukan untuk satu roda saja. Namun jika masih membandel, ke depan pencabutan pentil bisa saja hingga empat roda," tegasnya.

Ia menambahkan, cara ini termasuk salah satu program pembatasan kendaraan bermotor untuk mengurangi kemacetan. Pasalnya, motor dan mobil dipaksa untuk masuk ke dalam parkir off street atau dalam gedung parkir. Sedangkan tarif parkir off street sudah mencapai Rp 4.000 per jam.

Arah Partai-partai Nasionalis Menuju 2014

Jakarta - Nasionalisme di Indonesia mewujud dalam ideologi partai-partai politik yang saling bersaing dewasa ini. PDIP, Hanura dan Gerindra bisa dikategorikan sebagai parpol berpaham nasionalisme sekuler, sedangkan PAN, Demokrat, Golkar dan PKB lebih mengindetifikasi diri sebagai parpol berpaham nasionalisme religius. Sementara PKS dan PPP berpaham Islam. Bagaimana prospeknya ke depan?

Dalam konteks pilpres 2014, Presiden Yudhoyono pernah berharap Presiden 2014 mendatang berasal dari sipil dengan ideologi nasionalis religius. Sedangkan untuk wakil presiden (wapres), bila memang tidak ada sipil, bisa dari kalangan eks militer berjiwa nasionalis religius pula. Hal itu disampaikan SBY April 2013 .

Dalam merespon percikan pendapat SBY ini, Partai Gerindra menilai menjadi hak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk berharap calon presiden (capres) pada 2014 sebaiknya dari sipil. Namun, semua ditentukan oleh pilihan rakyat.

"Saya kira sah-sah saja. Tapi nanti yang akan memilih rakyat. Mau sipil atau eks militer, perempuan atau laki-laki itu kan urusan rakyat yang memilih," kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon. Lebih penting adalah kemampuan capres menangani masalah bangsa.

Para analis melihat, ideologi nasionalisme berwajah dua yakni nasionalisme religius, yang bisa dibaca pada karakter dan corak ideologis PAN, Partai Demokrat, PKB dan Golkar, sementara PDIP Hanura, dan Gerindra lebih condong meyakini nasionalisme sekuler.

Sedangkan PKS dan PPP berideologi Islam bervisi kebangsaan. Semuanya sah dan boleh saja, reformasi membuka diri bagi berbagai ideologi. Namun ideologi negara adalah Pancasila dan itu sudah final bagi kita.

Pada 2014 adalah tahun politik, dipastikan akan menjadi tahun pertarungan yang sengit antara “kubu sipil” vis a vis dengan “kubu militer” dalam gelaran pemilihan presiden.“Kubu militer” sebagian telah mendeklarasikan calon presidennya.

Dari Gerindra nama Prabowo yang diusung. Hanura tidak mau kalah cekatan juga sudah resmi mencalonkan Wiranto sebagai capresnya. Tinggal menunggu Demokrat. Kemungkinan besar konvensi Demokrat juga akan memunculkan capres dari kalangan militer, Pramono Edhi Wibowo, mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) yang sekaligus adalah adik ipar SBY.

Sementara itu “kubu sipil” masih terlihat malu-malu kucing menampilkan jagonya. Baru PAN yang mengajukan Hatta Rajasa dan Golkar yang secara resmi mengusung Aburizal Bakrie sebagai capresnya. PDI-P sebagai “partai sipil” besar lainnya belum berani memunculkan nama calon, meski Megawati Soekarnoputri menjadi alternatif utama. Tapi hampir dapat dipastikan PDI-P akan mencapreskan seorang sipil sebagai kandidat presidennya.

Kini tiga poros besar sedang mengumpulkan energi dan berusaha memenangkan pemilu legislatif 2014 yaitu PDI Perjuangan, Golkar dan Demokrat, yang kesemuanya kubu Nasionalis.

Menarik untuk disimak, adu kuat kubu-kubu nasionalis ini, manakah yang nantinya akan memenangi kontestasi pemilihan presiden tahun 2014 mendatang? PDIP, Golkar dan Demokrat hampir dalam berbagai survei disebut paling bersaing ketat untuk membentuk poros utama seraya menawarkan koalisi menuju pencapresan 2014.

Dalam hal ini, untuk capres 2014, sebaiknya dihindari dikotomi sipil dan militer. Sebab itu tak produktif dan yang penting justru siapa sosok paling berkualitas, terlepas dia sipil atau militer, sama saja.

Sebagian analis menilai, kartu truf ada di tangan PDI-P dan Demokrat. Para analis melihat, calon Golkar Aburizal Bakrie masih terus berjuang dan didukung partai besar dengan dana tanpa batas. Tingkat elektabilitasnya dalam sejumlah survei tidak terlalu rendah meski ia belum mampu menandingi calon dari “kubu militer” sekelas Prabowo atau Wiranto.

Dalam hal ini, Jusuf Kalla, Hatta Rajasa, Rizal Ramli, Aburizal Bakrie yang kebetulan dari luar Jawa, dalam berbagai survei disebut sebagai kepemimpinan alternatif yang perlu terus didorong menggaungkan gagasan ekonomi-politiknya di ruang publik. Mereka setara dengan para pemimpin sipil Jawa seperti Megawati Soekarnoputri, Mahfud MD, Soekarwo, Ahmad Heryawan, Sri Sultan HB X, Gita Wirjawan, Suryadarma Ali dan kalangan sipil lainnya.

Para kandidat dari luar Jawa itu juga setara dengan calon-calon dari kalangan militer seperti Wiranto, Prabowo dan Pramono Edhie Wibowo, yang juga masih dipertimbangkan rakyat.

Terkait fenomena Jokowi, sesungguhnya ia lebih mengesankan tradisionalisme Jawa, namun karena ia juga berhaji dan mengindentifikasi diri dengan nasionalisme sekuler PDIP, maka sosoknya lebih mengesankan sebagai seorang Marhaen yang religius.

Seperti studi Prof Bambang Pranowo dari UIN Jakarta, proses religiusisasi atau Islamisasi di kalangan Muslim abangan dan priyayi sangat deras sejak 1980-an sampai hari ini sehingga klaim ‘religius’ bukan lagi dominasi kaum santeri. Kalangan nasionalis sekuler seperti Megawati, Jokowi, Ganjar Pranowo dan sebagainya, lebih identik dengan kaum politisi religius sebab praktik kehidupan keseharian dan tradisi berumrah/berhaji mereka jalankan sebagaimana yang dilakukan kaum politisi santeri PAN, Golkar, Demokrat, PKB dan seterusnya.

Namun publik dan kaum sipil mencatat, apa yang pernah diucapkan oleh mendiang Romo Y.B Mangunwijaya puluhan tahun silam. “Bahwa tentara itu sulit berjiwa demokratis, sebab tentara itu kala berunding memakai 2 “mulut”, yang pertama mulut beneran, yang ke dua, kalau kesepatan tidak tercapai ia akan cenderung memakai “moncong” senjata!”

Ucapan ini ada benarnya, bagaimanapun seorang militer dididik untuk bersikap hitam putih, selalu mengatakan siap laksanakan dan tidak suka membantah atau dibantah. Oleh sebab itu pendidikan yang demikian kaku tanpa sadar akan mempengaruhi pikiran bawah sadarnya untuk memiliki kecenderungan main perintah dan kurang bisa berdialog.

Banyak pihak sangat berharap kubu sipil yang memenangi kontestasi ini. Bukankah kita sedang bermimpi untuk berusaha membangun sebuah “civil society” dan bukannya “military society?” Namun demikian, semua terpulang kepada rakyat untuk memilih capres idolanya nanti, dan suara rakyat adalah suara Tuhan yang bakal menentukan siapakah capres yang bakal menang.

Seperti studi Herbert Feith dalam ''Indonesian Political Thinking 1945-1965'', kaum nasionalis dan paham aliran politik Nasionalisme merupakan kekuatan terbesar dalam kancah politik di Indonesia. Dalam hal ini, capres nasionalis (apakah itu nasionalisme religius atau nasionalisme sekuler) diprediksi yang bakal menang, bukan Islamis, karena mayoritas rakyat bervisi nasionalisme, bukan Islamisme.

Apalagi Islam politik di Indonesia relatif memudar dewasa ini seiring merosotnya daya tarik ideologi agamis ini karena tak ada tokohnya yang mumpuni seperti Mohamad Natsir di masa era Demokrasi Parlementer 1950-an yang lalu.

Pengakuan Akil Mochtar ke Mahfud MD

 
Jakarta - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengaku pernah dicurhati Akil Mochtar.

"Pak Akil berkali-kali cerita ke saya, saya sudah tua, karier saya sudah cukup lah, pernah di DPR, ketua MK sudah cukup," cerita Mahfud sebelum menghadiri rapat majelis kehormatan di Gedung MK, Jakarta, Jumat (4/10/2013).

"Saya sudah cukup dalam berkarier, tinggal ke depan saya mengabdi ke negara, dia (Akil) mengatakan itu berkali-kali," sambung Mahfud.

Mahfud menilai Akil adalah hakim yang baik. "Tidak punya masalah, tidak punya kasus, dia bagus track record-nya, dia baik," paparnya.

Mahfud tidak mengingkari setiap orang dapat berubah. "Lagi-lagi itu urusan hati orang, tapi saya tidak tahu setelah saya pergi, mungkin bisa saja berubah," ujarnya.

Sebagaimana diberitakan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Ketua MK nonaktif Akil Mochtar di rumah dinasnya, kompleks perumahan pejabat tinggi negara di Jalan Widya Chandra, Jakarta Selatan, Rabu (2/102013), pukul 22.00 WIB.

Di tempat yang sama, KPK menangkap anggota DPR dari Fraksi Partai Golongan Karya (Golkar) Chairun Nisa dan pengusah Cornelis Nalau. Sebanyak 294.050 dolar Singapura dan 22 ribu dolar Amerika dalam amplop coklat diamankan.

Akil diduga menerima suap terkait kasus sengketa Pemilihan Bupati Gunung Mas, Kalimantan Tengah, yang sedang berproses di MK. Bupati Gunung Mas Hambit Bintih juga diciduk malam itu juga di salah satu hotel di Jakarta Pusat.

Selain itu, Kamis (3/10/2013) dini hari, KPK menangkap pengusaha Tubagus Chaeri Wardana di rumahnya, Jalan Denpasar, Jakarta Selatan. Advokat Susi Tur Andayani juga ditangkap di Lebak, Banten.

KPK mengamankan uang Rp1 miliar, pecahan Rp100 ribu dan Rp50 ribu, dalam 'travel bag' di rumah orang tua Susi di Tebet. Uang tersebut diduga akan diberikan kepada Akil terkait perkara sengketa Pemilihan Bupati Lebak yang sedang berproses di MK.

Ledakan di Tabanan Bali, Polisi Temukan Serpihan Granat Nanas


Denpasar - Ledakan di kawasan wisata Bedugul, Tabanan, Bali, menewaskan 2 orang. Polisi menemukan granat yang diduga sebagai pemicu ledakan.

Ledakan terjadi sekitar pukul pukul 11.00 WITA di sebuah garasi mobil milik warga bernama Puja di Desa Candikuning Kecamatan Baturiti, Tabanan, Jumat (4/10/13).

"Kita mengamankan cincin granat. Dari serpihan material, diduga kuat berasal dari granat jenis nanas," kata Kapolres Tabanan AKBP Dekananto Eko Purwono.

Polisi terus melakukan penyelidikan dan menyisir TKP untuk memastikan adanya unsur peledak lain. Mereka belum memeriksa saksi karena minimnya orang yang melihat kejadian ledakan di tengah kebun jeruk tersebut.

Hingga saat ini, belum diketahui identitas korban tewas kejadian tersebut. Satu tewas seketika, satu orang lagi mengembuskan nafas terakhir dalam perjalanan ke rumah sakit.

Rabu, 11 September 2013

Istri Merasakan Firasat Sebelum Insiden Penembakan


Jakarta - Tirtasari (44) tak kuasa menahan haru ketika mendengar kabar suaminya, Bripka Sukardi, tewas ditembak di depan gedung KPK, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jaksel, Selasa (10/9) malam. Ibu tiga anak itu teringat sebuah jaket kulit hitam terakhir yang disiapkan untuk sang suami.

"Pagi itu udah saya siapin jaket sebelum Bapak berangkat, jaket kulit hitam," kata Tirtasari di tempat persemayaman almarhum suaminya di Asrama Polri, Jalan Cipinang Baru Raya, Jakarta Timur, Rabu (11/9/13). Sukardi berangkat sekitar pukul 08.00 WIB pagi.

Tirta juga sempat merasakan firasat tak lama sebelum insiden penembakan. Sore itu, dia merasa tubuhnya tiba-tiba linu. Lalu saat mencoba menghubungi Bripka Sukardi, ponselnya mati.

"Bapak orangnya pendiam, kalau ada apa-apa juga nggak pernah ngomong sama saya," imbuhnya.

Saat kejadian, menurut Tirta, Sukardi sedang mengawal truk pengangkut bahan bangunan. Sesekali, Sukardi memang kerap melakukan pengawalan sekadar untuk menambah penghasilan.

"Dapet kerjaan ngawal dari keponakannya, buat ngawal bahan bangunan. Dia bilang, anak-anak lagi butuh uang, apalagi anak pertama lagi baru kuliah, gaji Rp 5 juta mana cukup sih Mas, Bapak cari tambahan dari ngawal-ngawal," paparnya.

Sukardi ditembak sekitar pukul 22.00 WIB di depan gedung KPK. Kala itu, dia menggunakan motor Supra X dan masih berseragam dinas Provost. Ada empat orang yang melakukan aksi keji ini. Sukardi dieksekusi dengan empat tembakan.

Tiga anak Sukardi saat ini masih duduk di bangku sekolah. Yang pertama berkuliah di Universitas Trisakti, yang kedua SMP, ketiga bersekolah di SD.

Kamis, 05 September 2013

20 Aksi Teror Bom Molotov di Makassar


MAKASSAR - Dua kasus pelemparan bom molotov kembali terjadi di Makassar, awal September 2013 ini.

Di waktu yang relatif bersamaan, dua rumah dilempari bom botol, Senin (2/9/2013) dini hari.

Dua rumah itu adalah rumah anggota Dewan Pertimbangan DPD Partai Golkar Sulsel Anton Obey di Jl Khairil  Anwar sekitar pukul 03.45 wita dan rumah pensiunan PT Freeport, Rahman Leo Jl Dr. Leimena,  Panakukkang, sekitar pukul 01.00 wita.

Sekretaris Forum Umat Islam (FUI) Sulsel KH Sirajuddin, menyebut ini sebagai teror. Dia meminta polisi mengungkap dan menangkap pelaku yang dia sebut sebagai preman politik.

Sementara LBH Makassar juga mendesak Polrestabes Makassar mengungkap rangkaian kasus teror bom yang terjadi di Makassar sepanjang 2013 ini. 

Dai data yang dikumpulkan Tribun, setidaknya ada 20 kasus teror bom molotov di Sulsel. Dalam tempo 8 Bulan ada 20 insiden yang hanya dua kasus yang diungkap aparat polisi. "hanya dibulan Agustus tak ada teror.

 Berikut 20 kasus teror bom molotov sepanjang tahun 2013 di Makassar:

Januari (1 kasus)
* Senin (14/1): ATM Mandiri di Ruko Khatulistiwa, Jl P Kemeredekaan KM 12

Februari (6 kasus)
* Minggu (10/2):
+ Gereja Toraja Mamasa (GTM) Jordan, Jl Dirgantara, Panaikang
+ Gereja Toraja Tiatira, Jl Masjid Muhajirin Lr II, No/2, Tamalate
* Kamis (14/2)
+ Gereja Kristen Indonesia (GKI) Sulsel di Jl Samiun, Ujungpandang
+ Gereja Toraja di Jl Gatot Subroto No 26, Tallo
+ Gereja Toraja Klasis di Jl Pettarani 2, Panakkukang.
* Minggu (25/2) SMAN 8, Jl Andi Mangerangi II, Mariso

Maret (4 kasus)
* Rabu (6/3): Dekan FT Unhas, Perumdos Blok R, Tamalanrea
* Jumat (16/3): Pensiunan PNS Jl Hartako Indah, Blok 1/A, Tamalate
* Minggu (17/3): Asrama (Aspuri) SMA Frater, Jl Kumala, Tamalate.
* Jumat (22/3): Asrama Mahasiswa Takalar (Hipermata) Jl Baji Ateka II, Mariso

April (1 kasus)
Selasa (16/4): Rumah pensiunan PNS Jl Bakti Raya, Panakkukang

Mei (2 kasus)
* Senin (6/5): Pos Satpam Unhas, Jl P Kemerdekaan, Tamalanrea
* Rabu (8/5): Rumah WR III UMI, Perumdos Jl Racing Center,

Juni 3 (kasus)
Sabtu (1/6): Asrama Mahasiswa Bantaeng, Jl Talasalapang II,
Minggu (2/6): Rumah Kepala BKD Pemprov, Jl Toddopuli X,
Minggu (2/6): Asrama mahasiswa Bulukumba di Jl Faisal 16,

Juli (1 kasus)
Selasa (9/7):  Rumah pensiunan Abd Rahman, warga BTN Agraria Blok R No 7. 5 motor terbakar.

Agustus (NIHIL)

September (2 kasus)
Senin (2/9): + Rumah fungsionaris DPD Golkar Sulsel Anton Obey di Jl Khairil  Anwar + Rumah pensiunan PT Freeport, Rahman Leo Jl Dr. Leimena,  Panakukkang.