Rabu, 11 September 2013

Istri Merasakan Firasat Sebelum Insiden Penembakan


Jakarta - Tirtasari (44) tak kuasa menahan haru ketika mendengar kabar suaminya, Bripka Sukardi, tewas ditembak di depan gedung KPK, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jaksel, Selasa (10/9) malam. Ibu tiga anak itu teringat sebuah jaket kulit hitam terakhir yang disiapkan untuk sang suami.

"Pagi itu udah saya siapin jaket sebelum Bapak berangkat, jaket kulit hitam," kata Tirtasari di tempat persemayaman almarhum suaminya di Asrama Polri, Jalan Cipinang Baru Raya, Jakarta Timur, Rabu (11/9/13). Sukardi berangkat sekitar pukul 08.00 WIB pagi.

Tirta juga sempat merasakan firasat tak lama sebelum insiden penembakan. Sore itu, dia merasa tubuhnya tiba-tiba linu. Lalu saat mencoba menghubungi Bripka Sukardi, ponselnya mati.

"Bapak orangnya pendiam, kalau ada apa-apa juga nggak pernah ngomong sama saya," imbuhnya.

Saat kejadian, menurut Tirta, Sukardi sedang mengawal truk pengangkut bahan bangunan. Sesekali, Sukardi memang kerap melakukan pengawalan sekadar untuk menambah penghasilan.

"Dapet kerjaan ngawal dari keponakannya, buat ngawal bahan bangunan. Dia bilang, anak-anak lagi butuh uang, apalagi anak pertama lagi baru kuliah, gaji Rp 5 juta mana cukup sih Mas, Bapak cari tambahan dari ngawal-ngawal," paparnya.

Sukardi ditembak sekitar pukul 22.00 WIB di depan gedung KPK. Kala itu, dia menggunakan motor Supra X dan masih berseragam dinas Provost. Ada empat orang yang melakukan aksi keji ini. Sukardi dieksekusi dengan empat tembakan.

Tiga anak Sukardi saat ini masih duduk di bangku sekolah. Yang pertama berkuliah di Universitas Trisakti, yang kedua SMP, ketiga bersekolah di SD.

0 komentar:

Posting Komentar