Rabu, 27 Mei 2015

Kemenhan: Habisi Para Perompak diLaut

Jalur - Menteri Pertahanan Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Riyacudu menegaskan, sebagai salah satu poros dunia yang dilewati lebih dari 80 persen kapal dagang, kondisi keamanan di perairan Selat Malaka jangan sampai terganggu seperti di perairan Somalia yang ramai dengan pembajakan kapal.

"Harus dihabiskan perompak itu," kata Ryamizard Riyacudu dalam acara silahturahmi dengan media massa di Kemenhan, Jakarta, Selasa (26/5).

Selat Malaka adalah selat di antara Semenanjung Malaysia (Thailand, Malaysia, Singapura) dan Pulau Sumatra (Indonesia). Dari segi ekonomi dan strategis, Selat Malaka merupakan salah satu jalur pelayaran terpenting di dunia, sama pentingnya seperti Terusan Suez atau Terusan Panama.

Selat Malaka membentuk jalur pelayaran terusan antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik serta menghubungkan tiga dari negara-negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia: India, Indonesia dan Republik Rakyat Tiongkok.

Tak kurang dari 50.000 kapal melintasi Selat Malaka setiap tahunnya, mengangkut antara seperlima dan seperempat perdagangan laut dunia. Sebanyak setengah dari minyak yang diangkut  kapal tanker melintasi selat ini.

Menurut Menhan, untuk menjaga ketertiban di Selat Malaka, sejumlah negara yang terkait seperti Indonesia, Malaysia dan Thailand mesti melakukan patroli bersama. Yang tak kalah penting bagaimana mengantisipasi pencemaran laut jika terjadi tumpah minyak di lautan. "Jangan Indonesia saja nanti yang sibuk," tandasnya.

0 komentar:

Posting Komentar