Senin, 06 Juli 2015

Rencana Reshuffle Kabinet Belum Tentu Menjamin

Jalur - Desakan reshuffle  (perombakan ) kabinet kian kencang menyusul adanya menteri yang menjelek – jelekkan ( mengatai ) Presiden Jokowi. Ada yang menyebutkan perombakan kabinet akan dilakukan seminggu setelah Lebaran. Benarkah?  Kalangan istana seperti yang dikatakan Sekretaris Kabinet, Andi Widjajanto membantah kabar itu.

Meski begitu, dia mengatakan setiap menteri telah siap, jika Presiden melakukan reshuffle. Alasannya, itu sepenuhnya hak prerogatif presiden. Begitu pun komentar Menteri BUMN, Rini Soemarno. Jika waktunya harus diganti, dia siap menjalani.

Kehendak berbagai kalangan agar Presiden Jokowi melakukan perombakan kabinet sudah cukup lama dilontarkan. Kinerja menteri di bidang ekonomi dinilai sangat lemah, belum membuahkan hasil yang siginifikan sehingga situasi ekonomi makin memburuk.

Yang menjadi persoalan apakah kondisi akan semakin membaik dengan digantinya menteri di bidang ekonomi? Jawabnya masih menjadi misteri. Boleh jadi situasi makin tidak membaik, jika salah menempatkan orang. Hanya saja, dengan perombakan ini sebagai satu alternatif menuju perbaikan, setidaknya kerja menteri akan lebih hati – hati.

Yang pasti perombakan kabinet bukan satu – satunya jalan menciptakan kesejahteraan rakyat. Masih banyak hal lain yang harus dilakukan untuk memperbaiki keadaan, paling mendesak mengatasi kenaikan harga – harga menjelang  Lebaran. Ini kebutuhan riil masyarakat yang penyelesaiannya tidak bisa ditunda menunggu reshuffle.

Rakyat kecil tidak akan mempersoalkan kapan dilakukan pergantian menteri. Yang diperlukan saat ini ini bagaimana sembako mudah didapat dengan harga murah.

Kalaupun nantinya dilakukan reshuffle, hal pertama yang perlu diwujudkan adalah membangun kabinet yang solid, baik menteri yang berasal dari parpol maupun non parpol. Soliditas tak cukup sebuah komitmen di atas kertas, tetapi kerja dan kerja. Alangkah indahnya sekiranya sesama anggota kabinet saling bahu membahu untuk menutupi kekurangan masing – masing, bukan sebaliknya membuka kekurangan. Jika sudah menyatu dalam kabinet kerja, semestinya tidak ada istilah kawan dan lawan politik.

0 komentar:

Posting Komentar