This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Senin, 19 Oktober 2015

Bobotoh Ucapkan Terima Kasih Kepada Jakarta

Jalur - Salah satu suporter Persib Bandung mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Kota Jakarta karena menerima Bobotoh dengan baik. Hal itu diucapkan usai pertandingan final Piala Presiden antara Persib menghadapi Sriwijaya FC di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Minggu (18/10).

Puluhan Ribu Bobotoh datang langsung dari Bandung memadati SUGBK pada laga final Piala Presiden. Sebelumnya, sempat muncul isu akan ada gangguan dari oknum yang tidak bertanggung jawab untuk membuat ricuh.

Walaupun masih ada beberapa kericuhan kecil yang terjadi namun hal tersebut berhasil diantisipasi dengan sangat baik oleh pihak kepolisian serta TNI. Hal tersebut juga diakui oleh salah satu bobotoh yang hadir langsung dari Bandung ke Jakarta.

Baca juga: Pengawalan Ketat Antar Bobotoh Keluar GBK

"Saya sangat apresiasi terhadap kinerja aparat kepolisian yang yang sangat ketat dalam mengamankan pertandingan ini. saya juga berterima kasih kepada Jakarta karena telah menerima kami dengan baik," ujar Kang Acil.

Ketika ditanya mengenai kemenangan Persib ia mengaku sangat senang dengan kualitas yang ditunjukkan oleh tim asuhan Djajang Nurjaman tersebut. “Saya sangat senang dengan kemenangan yang diraih oleh Persib, kualitas permainannya juga sangat bagus,” kata Kang Acil.

Pada pertandingan tersebut Persib berhasil menjadi juara Piala Presiden setelah memenangi pertandingan dengan skor 2-0. Gol kemenangan dicetak oleh Achmad Jufriyanto pada menit keenam dan gol bunuh diri Dian Agus Prasetyo diakhir babak kedua. sumber: sportsatu.com

Tragedi pendaki Gunung Lawu tewas terbakar

Kebakaran Gunung Lawu. Foto: Antara

Kebakaran di Lereng Gunung Lawu belum berakhir. Bahkan sampai saat ini telah memakan sekitar tujuh korban tewas. Tujuh pendaki asal Ngawi, tiga diantaranya perempuan ditemukan tewas terbakar di Gunung Lawu antara Pos tiga dan Pos empat.

Para korban ditemukan pada Minggu (18/10). Selain tujuh orang pendaki tewas, ada dua korban lagi yang mengalami luka bakar serius dan kondisinya kritis, yakni Eko Nurhadi (45) dan Novi Dwi (14). Eko dan Novi saat ini sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Dr. Sayidiman Magetan.

Tewasnya tujuh pendaki dilaporkan kali pertama ke petugas Pos satu oleh Maisuri Salim. Saat itu Maisuri melihat ada lima jasad manusia yang kondisinya hangus terbakar di sekitar Pos tiga Gunung Lawu wilayah Magetan. Informasi ini selanjutnya diteruskan ke Kepolisian Resor Magetan serta petugas BPBD.

"Kami menerima info dari seorang pendaki yang mengabarkan ada tujuh pendaki tewas terbakar di Pos tiga. Kami menduga mereka terjebak kebakaran hutan namun mereka tak bisa menyelamatkan diri," ujar Agus, aktivis komunitas Anak Gunung Lawu (AGL).

Dikutip dari tribratanews, Senin (19/10), sampai sejauh ini belum diketahui kapan sembilan pendaki asal Ngawi ini melakukan pendakian ke puncak Gunung Lawu. Dari sembilan pendaki, enam dinyatakan tewas di tempat dan satu meninggal di perjalanan.

Diketahui sebelumnya, sejak sebulan lalu, Gunung Lawu dilanda kebakaran hutan. SAR Kepolisian Resor Karanganyar disiagakan di Cemoro Kandang dan anggota Polsek Tawangmangu membantu evakuasi di Cemoro Sewu (Magetan).

Lokasi Pendakian memang berbatasan langsung antara Jateng dan Jatim, Cemoro Sewu masuk wilayah Polsek Plaosan, Magetan, Jatim sementara Cemoro Kandang masuk Wilayah Polsek Tawangmangu. Karanganyar, Jawa Tengah.

Menagih Konsistensi Fungsional Wakil Rakyat


Jalur - Lesunya perekonomian tidak sepenuhnya dirasakan seluruh komponen bangsa, sekelompok elite bangsa ini sebaliknya justru tengah menikmati kenaikan pendapatan secara signifikan. Mereka ialah para wakil kita terhormat yang duduk di Dewan Perwakilan Rakyat. Sejak Oktober ini, sebanyak 560 anggota dewan mulai menerima penaikan tunjangan pendapatan. Penaikan tunjangan bagi anggota dewan itu berlaku surut karena dicairkan dengan sistem rapel.

Artinya, pada Oktober ini, anggota dewan berhak menerima pencairan penaikan tunjangan selama 10 bulan sejak Januari. Dengan penaikan tunjangan sebesar Rp5.715.400 per bulan, pada Oktober ini rekening para anggota dewan kita yang terhormat akan bertambah gendut. Berdasarkan perhitungan Fitra, dengan penaikan tunjangan itu, setiap anggota biasa akan mendapatkan uang untuk dibawa pulang alias take home pay sebesar Rp57 juta, untuk wakil ketua alat kelengkapan/komisi DPR Rp59 juta, serta untuk ketua komisi dan alat kelengkapan mencapai Rp60,5 juta.

Penaikan tunjangan itu direncanakan tidak hanya untuk tahun ini karena dalam pembahasan Rancangan APBN 2016, DPR juga telah mengusulkan anggaran sebesar Rp6,89 triliun. Artinya, kelak akan ada penaikan anggaran Rp1,7 triliun dari anggaran berjalan untuk memenuhi aspirasi penaikan tunjangan bagi anggota dewan. Secara legal formal, tidak ada yang keliru dengan cairnya penaikan tunjangan itu.

Apalagi, hal itu juga diperkuat dengan SK Menteri Keuangan No S.520/MK02/2015 perihal Persetujuan Prinsip tentang Kenaikan Indeks Tunjangan Kehormatan, Tunjangan Komunikasi, Tunjangan Peningkatan Fungsi Pengawasan dan Anggaran, serta Bantuan Langganan Listrik dan Telepon bagi Anggota DPR yang diteken Menkeu pada 9 Juli 2015. Yang kita pertanyakan ialah patutkah anggota dewan menerima penaikan tunjangan itu saat sebagian besar masyarakat yang mereka wakili tengah dilanda kesulitan ekonomi?

Selain itu, pantaskah mereka menerima penaikan penghasilan pada saat kinerja mereka masih jauh dari memuaskan? Bukankah dulu secara gegap gempita mereka menolak penaikan tunjangan? Kita mencatat, pada mulanya, hampir semua fraksi menolak penaikan tunjangan tersebut dengan argumen sensitivitas terhadap penderitaan rakyat. Bahwa rakyat jauh lebih membutuhkan daripada mereka.

Namun, setelah penaikan tunjangan itu cair di rekening, apakah pernyataan itu benar-benar diimplementasikan? Bahkan, rupa-rupa alasan pun mulai disusun. Ada yang menunggu perintah partai, ada pula yang berkelit belum melihat rekening. Karena itu, kita apresiasi para anggota dewan, baik secara individu maupun fraksi, yang benar-benar mengimplementasikan pengembalian seluruh penaikan tunjangan yang telah cair.

Mereka yang benar-benar mengembalikan tunjangan itu ialah yang masih memiliki sensitivitas dan hati nurani. Sangat tidak pantas saat kondisi perekonomian negara dilanda kelesuan, anggota dewan sebagai pejabat negara dan elite bangsa menikmati penaikan pendapatan. Persis seperti alasan saat mereka ramai-ramai menolak. Kini kita menagih konsistensi tekad penolakan itu.

Jangan sampai rakyat membaca apa yang mereka teriakkan beberapa waktu yang lalu sekadar pencitraan palsu demi mendulang kepercayaan. Sangat tidak sensitif saat ada sebagian rakyat kehilangan pendapatan akibat pemutusan hubungan kerja, para wakil rakyat menikmati euforia dengan menikmati penaikan tunjangan itu. Di lain sisi, penaikan tunjangan bagi DPR senyatanya tidak pantas diberikan selagi kinerja mereka masih dipertanyakan. sumber: forumrakyatdemokrasi

Senin, 12 Oktober 2015

Aksi Karyawati Gagalkan Pembegalan


Jalur -  Sungguh berani sikap yang diambil dua orang karyawati salah satu perusahaan yang ada di wilayah Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Aksi berani yang ditunjukkan dua orang karyawati  di underpass Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Minggu (11/10) malam.

Keduanya berani melawan kawanan begal yang hendak mengambil motor honda beat merah bernopol B 3853 SLC.

Padahal, pelaku membawa golok untuk menakut-nakuti para korban. Walaupun berhasil mengamankan sepeda motornya, namun tas korban berhasil dibawa kabur oleh kawanan begal itu.

Kini korban harus dirawat intensif di Rumah Sakit Pelni, Jakarta Barat atas insiden tersebut.

P‎utra Maulana (26), kakak kandung dari salah seorang korban Putri (20) menceritakan kronologi kejadian.

Saat itu, kata dia, adik perempuannya sedang mengendarai sepeda motor Honda Beat warna merah dengan nomor polisi B 3853 SLC bersama rekannya Yuli (21).

Saat itu kedua korban sedang ingin menuju Pasar Minggu dari Pejaten.
Namun, belum sampai ke rumah temannya atau tepat di kolong pasar minggu, keduanya dipepet oleh dua orang lelaki tidak dikenal yang mengendarai sepeda motor vixon B 3080 EAE.

Tiba-tiba korban dihadang oleh pria tersebut. Dan tas Yuli, rekan putri langsung di jambret oleh pelaku.

"Adik saya dan temannya sempat tarik-tarikan dengan pelaku. Akan tetapi, salah seorang pelaku ngeluarin golok yang membuat takut mereka," kata Putra saat dihubungi di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (12/10).

Golok yang tajam membuat korban merasa takut. Untuk mengantisipasi ditusuk, korban pun menjatuhkan diri ke bagian kiri. ‎

Hal ini dilakukan agar pelaku tidak melakukan tindak kekerasan terhadap korban.

Namun, salah satu dari korban Putri terkena luka bacok di bagian pinggang.

‎Selain itu, terdapat beberapa luka‎ dua kaki korban, tepatnya di bagian paha mengalami luka yang cukup parah. sumber:wartakota.tribun

Wartawan Thailand di Tahan Atas Dakwaan Kepemilikan Senjata

 
Jalur - Seorang fotografer Hong Kong, yang ditahan karena membawa jaket antipeluru dan helm di Thailand, akan disidang setelah mengaku tidak bersalah atas dakwaan kepemilikan senjata pada Senin.

Menurut AFP, perkara tersebut memicu kemarahan kelompok kebebasan pers, yang mengatakan wartawan tidak selayaknya dihukum karena membawa perlengkapan pelindung tubuh di dalam dan luar kawasan berbahaya.

Kwan, yang bekerja untuk kelompok media Initium, yang berpusat di Hongkong, ditahan pada 23 Agustus saat hendak meninggalkan bandar udara Suvarnabhumi, Bangkok, dengan membawa jaket anti-peluru dan helm di dalam tasnya.

Kedua jenis barang tersebut dinyatakan sebagai senjata berdasarkan atas undang-undang Thailand dan Kwan didakwa melanggar Undang-Undang Pengendalian Senjata Thailand dengan ancaman hukuman hingga lima tahun penjara.

Ia berada di Thailand untuk meliput keadaan setelah pengeboman Bangkok pada Agustus.

Kwan mengatakan kepada wartawan, Senin, setelah sidang awal di pengadilan provinsi Samut Prakhan dekat Bangkok, bahwa ia dituntut secara hukum.

"Saya tidak mengaku bersalah... Saya tidak berpikir bahwa jaket anti-peluru adalah senjata dan saya benar-benar tidak tahu ia ilegal di sini," katanya.

Ia akan menghadapi sidang mulai bulan depan. Pengadilan memberi jaminan kepada Kwan namun akan menetapkan kemudian apakah ia bebas untuk meninggalkan Thailand.

"Saya rasa semua orang dalam posisi saya akan sedikit khawatir. Saya bersiap untuk yang terburuk namun mengharapkan yang terbaik," tambah dia.

Penggolongan perlengkapan perlindungan sebagai senjata di Thailand yang membutuhkan izin, dikritik oleh kelompok media yang mengatakan bahwa barang-barang tersebut merupakan perlengkapan vital bagi wartawan di negara, dimana kekerasan politik seringkali melebar ke jalanan.

Menjelang sidang pada Senin, Klub Koresponden Asing Thailand mengeluarkan pernyataan untuk mengungkapkan kekecewaan atas tuntutan terhadap Kwan.

"Pihak berwajib Thailand harus mengkonsultasikan ini dengan masyarakat media... untuk menggali II 1987 itu, yang tentunya tidak dimaksudkan menghukum jurnalis yang menjalankan tugas mereka," demikian pernyataan itu.sumber:antara

Kamis, 08 Oktober 2015

Polri Kerjasama Dengan Kepolisian Arab Saudi Cari WNI Korban Penculikan


Jalur - Polri telah berkoordinasi dengan Pemerintah Arab Saudi menyusul dugaan diculiknya seorang warga negara Indonesia di Riyadh oleh tiga pria tak dikenal.

Penculikan terhadap WNI yang belum diketahui identitasnya tersebut berlangsung di Esbelia, Exit 10, Riyadh. Ketiga penculik juga menyekapnya.

Informasi penculikan terhadap WNI di Riyadh disampaikan Direktur Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Lalu Muhamad Iqbal.

"Info pertama disebarkan Abdul Rahman, seorang WNI yang juga teman korban. Korban bekerja sebagai sopir. Lalu disampaikan kepada KBRI Riyadh oleh WNI lainnya. Majikan korban sudah melapor ke Kepolisian Arab Saudi," ungkap dia.

Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan Polri sudah mengetahui dugaan penculikan terhadap WNI pada 18 September 2015.

"Korban ini sopir, lalu dia menumpang salat di rumah temannya. Setelah itu didatangi tiga pria dan korban dibawa menggunakan mobil," ujar Badrodin di Jakarta, Kamis (8/10/2015).

Ia bersama KBRI Riyadh sudah berkoordinasi dengan pemerintah dan kepolisian setempat. "Kami ikut koordinasi. Karena kita tidak bisa langsung cari sendiri ke sana. Kalau itu murni kriminal ya kami serahkan ke polisi di sana," tambah dia. sumber:tribun

Jumat, 02 Oktober 2015

CARA JEPANG MENCEGAH KORUPSI

Jalur - Memberantas korupsi bisa dimulai dengan larangan memberi dan menerima tip. Cara sederhana yang diterapkan di Jepang.

Seorang penjamu tamu di sebuah hotel di Akasaka, jantung keramaian Tokyo, menolak menerima selembar yen seusai mengantar koper ke kamar saya. Dengan sopan gaya shogun, ia meminta saya memeriksa buku aturan menghuni hotel tua itu pada buku di dalam kamar.

Di buku itu tertera pasal terakhir pada bagian tata tertib larangan kepada tamu memberi tip kepada petugas hotel. Bagi yang melanggar akan dikenakan denda berupa tarif kamar naik 10 persen dari harga semestinya. Dan petugas yang menerima akan dikenai sanksi seperti yang sudah diatur dalam hukum perusahaan.

Esoknya saya bertemu dengan manajer hotel dan bertanya, bagaimana kalian tahu ada transaksi tip sementara pemberi dan penerimanya berada di lorong hotel yang sunyi, tak ada saksi. Manajer itu mengatakan anak buahnya mengecek secara rutin kamera di seluruh sudut dan lorong. Mungkin saja tamu itu lolos dari denda, tapi petugas yang menerimanya akan ketahuan dan diberi sanksi.

Korupsi terjadi karena ada pemberi dan penerima. Jepang telah mencegahnya dari hal sepele tapi penting. Dan yang sepele itu memang inti persoalan korupsi dewasa ini. Menurut seorang pejabat tinggi di Kementerian Luar Negeri, yang saya tanya soal itu, para perumus larangan korupsi di negeri itu tak ingin tip menjadi budaya. “Yang saya tangkap dari larangan itu, kami tak ingin ketulusan dihargai dengan materi,” begitu katanya. "Sebab materialisme itu pangkal segala keserakahan.”

Seorang teman mendapatkan ketulusan itu dari seorang perempuan Jepang di Kyoto. Dompetnya jatuh entah di mana, dan ia baru sadar setelah sampai di apatonya. Di tengah kebingungan setelah bertanya ke sana ke mari, terutama petugas trem dan stasiun yang baru saja ia lalui, seorang perempuan menelepon ke kamarnya. Perempuan itu menerangkan bahwa ia menemukan dompet berisi kartu nama yang ada nomor telepon apartemen itu.

Dengan girang tak terkira, teman yang sedang kuliah di Ritsumeikan itu, berterima kasih atas kebaikan perempuan entah siapa ini. Keduanya membuat janji bertemu di dekat sebuah mal yang terkenal di Ibu kota Jepang lama itu. Dan dompet itu masih utuh hingga lembar-lembar kertas yang tak penting.

Seperti umumnya orang Indonesia, teman ini mencabut semua lembar yen yang ada di dompetnya dan hendak diberikan kepada perempuan yang ia taksir 45 tahunan itu. Perempuan itu menolak. Teman ini berusaha menjelaskan bahwa ia ingin berterima kasih atas kebaikannya.

Perempuan Jepang itu tetap menolak. Menurut dia agak aneh bahwa di Indonesia ketulusan membantu dihargai dengan uang. Setelah termangu, teman saya ini mengangguk berkali-kali mengucapkan terima kasih, lalu pergi ke masjid di lantai dasar sebuah toko kelontong dan menyumbangkan semua yen di dompetnya ke sana.

Saya teringat kembali omongan pejabat di Kementerian Luar Negeri itu. Kelancungan para koruptor tanpa rasa malu mencuri kekayaan yang bukan haknya mungkin memang bersumber dari sifat serakah karena lingkungan yang membudayakan materi sebagai alat tukar niat baik dan ketulusan.

Kita tak menyadari bahwa hal-hal sepele seperti itu bisa menjadi persoalan serius dalam membentuk pola pikir, tradisi, dan pada akhirnya menciptakan norma baik dan buruk. Pejabat Jepang itu menjelaskan lebih ilmiah bahwa tip membuat penghasilan petugas hotel itu tak tercatat, karena itu luput dari aturan pajak. Di Jepang pajak adalah instrumen mengatur hajat hidup orang banyak.

Ekonomi bawah tanah dalam tip membuat penerimanya menikmati rejeki yang bukan haknya, sebab hak dalam kekayaan terikat kewajiban kepada negara berupa pajak. Tip berada di luar penghasilan resmi. Dan mengantar koper telah menjadi tugas penjamu tamu di hotel di Akasaka yang diganti dengan upah wajar yang diatur secara umum dalam peraturan pemerintah kota Tokyo. Mereka bekerja bukan mengharap kebaikan para tamu.

Dan di luar itu semua, semangat melarang tip adalah memberi pemahaman: upah di luar gaji dalam pekerjaan bukan rejeki yang mesti diterima. Di Jepang, pola pikir dan tradisi ini dituangkan melalui hukum positif yang dijalankan dengan takzim oleh penduduknya. sumber: CoB