This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Senin, 17 Februari 2014

TNI Konga XXXII-C Terima Penghargaan PBB di Haiti

International - Sebanyak 167 Prajurit TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas Kompi Zeni (Satgas Kizi) TNI Kontingen Garuda (Konga) XXXII - C/MINUSTAH (Mission des Nations Unies pour la Stabilisation en Haiti) mendapat penghargaan Medali PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) melalui Special Representative of Secretary General (SRSG) Minustah, Sandra Honore, dalam suatu upacara militer di Delta Champ Port au Prince, Haiti, Sabtu malam (15/2/14).

Upacara resmi yang berlangsung di Delta Champ Port au Prince tersebut juga dilaksanakan bersamaan dengan kontingen dari Philipina, pada pukul 19.00 waktu setempat dengan dihadiri oleh seluruh pejabat penting Minustah, seperti Force Commander Letjen Edson Leal Pujol dan pejabat sipil serta tamu undangan yang merupakan staf Internasional PBB dan beberapa warga Indonesia di Haiti.

SRSG Minustah, Sandra Honore dalam sambutannya menyampaikan bahwa, pemberian Medali PBB ini merupakan suatu bentuk pengakuan atas kontribusi yang luar biasa dari 167 tentara penjaga perdamaian PBB dari Indonesia serta sebagai wujud rasa terima kasih dari PBB untuk pengorbanan dan dedikasi yang telah diberikan bagi kepentingan perdamaian, stabilitas, rehabilitasi, dan rekonstruksi di Haiti.

Lebih lanjut Sandra Honore mengatakan, Indonesia telah banyak terlibat dalam misi PBB di seluruh dunia dengan mengirimkan banyak Peacekeepers sesuai keahliannya. Di Haiti, Indonesia melibatkan 167 personel Engineering Company yang telah memberikan kontribusi seperti pembangunan jalan, pembuatan jembatan, pembangunan Rumah Sakit, pembangunan Camp Minustah, pembersihan Kanal dan juga pekerjaan kemanusiaan seperti pengobatan gratis, distribusi air bersih, pemberian pelajaran Bahasa Inggris dan lainnya. “Kontribusi ini tidak ternilai dan saya sangat bangga dengan pekerjaan yang telah dilakukan oleh Satgas Kizi TNI Konga XXXII-C”, kata Sandra Honore.

“Ini adalah suatu kehormatan bagi saya untuk menyematkan penghargaan Medali Perdamaian PBB atas nama Sekretaris Jenderal Ban Ki-Moon pada upacara ini. Medali itu merupakan pengakuan atas kontribusi anda sebagai pasukan penjaga perdamaian, dan anda layak mendapatkannya”, lanjut Sandra Honore.

Rangkaian kegiatan Medal Parade kali ini, dilanjutkan dengan pemberian kenang-kenangan berupa kain Ulos oleh Komandan Satgas (Dansatgas) Kizi TNI Konga XXXII-C Mayor Czi Alfius Navirinda Krisdinanto kepada SRSG dan juga Force Commander. Acara selanjutnya menampilkan atraksi kebudayaan yaitu Tari Papua dan Tari Dayak dan ditutup dengan ramah tamah yang menyuguhkan kuliner khas Indonesia seperti Sate Ayam, Risoles Kentang, Onde-onde, Kue Lapis, Lemper, Bakwan dan lainnya.

Dalam kesempatan tersebut, Dansatgas Kizi TNI Konga XXXII-C Mayor Czi. Alfius Navirinda Krisdinanto menyampaikan sangat bangga, karena pada malam ini selain seluruh kontingen mendapat penghargaan dari PBB, sebagai duta bangsa juga berkesempatan menunjukkan Tradisi dan Kebudayaan khas Indonesia berupa penampilan kesenian dan juga kuliner.

Minggu, 16 Februari 2014

Jumlah Pengungsi Kelud Terus Meningkat Kini Capai 83 Ribu Jiwa

 
Jakarta - Jumlah korban pengungsi akibat letusan Gunung Kelud, terus bertambah. Minggu (16/2/14), jumlah pengungsi meningkat menjadi 83.347 orang. Sebelumnya, Sabtu (15/2/14), jumlah pengungsi ada 50 ribu orang.

Wakil Gubernur Jawa Timur "Saifullah Yusuf mengatakan, kini ada 83 ribu orang lebih warga yang mengungsi dan tersebar di sekitar 136 titik pengungsian yang ada di lima daerah.

Kelima daerah itu ialah Kediri, Blitar, Malang, Kota Batu, dan Jombang.
Rinciannya:
  1. Kediri 35.119 orang, 
  2. Malang 25.150 orang, 
  3. Batu 14.110 orang, 
  4. Blitar 8.193 orang, dan 
  5. Jombang 775 orang.

"Bisa saja jumlahnya akan terus bertambah. Semua tergantung pada perkembangan kondisi dan aktivitas Gunung Kelud," ujarnya, Minggu (16/2/14).

Ia mengatakan, untuk memastikan perkembangan terkini data jumlah pengungsi, pemprov selalu berkoordinasi dengan para camat dan kepala desa, serta sejumlah lembaga terkait.

"Pokoknya, data jumlah pengungsi akibat letusan Gunung Kelud selalu kita perbaharui, sesuai kondisi yang ada di lapangan," tegasnya.

Meski jumlah pengungsi terus bertambah, pemprov menjamin kebutuhan dasar para pengungsi di tempat pengungsian akan tercukupi.

"Mulai kebutuhan makanan, minuman, tempat MCK dan air bersih, peralatan tidur, masker, dan kebutuhan untuk kaum perempuan dan anak-anak," tandasnya.

Sejarah Kota Blitar

Jakarta - Blitar, baik kota maupun kabupaten, terletak di kaki Gunung Kelud, Jawa Timur. Daerah Blitar selalu terkena lahar Gunung Kelud yang sudah meletus puluhan kali terhitung sejak tahun 1331. Lapisan-lapisan tanah vulkanik yang banyak ditemukan di Blitar pada hakikatnya merupakan hasil pembekuan lahar Gunung Kelud yang telah meletus secara berkala sejak bertahun-tahun yang lalu.

Keadaan tanah di daerah Blitar yang kebanyakan berupa tanah vulkanik, mengandung abu letusan gunung berapi, pasir, dan napal (batu kapur yang tercampur tanah liat). Tanah tersebut pada umumnya berwarna abu-abu kekuningan, bersifat masam, gembur, dan peka terhadap erosi. Tanah semacam itu disebut regosol yang dapat dimanfaatkan untuk menanam padi, tebu, tembakau, dan sayur mayur. Selain hijaunya persawahan yang kini mendominasi pemandangan alam di daerah Kabupaten Blitar, ditanam pula tanaman tembakau di daerah ini. Tembakau ini mulai ditanam sejak Belanda berhasil menguasai daerah ini sekitar abad ke-17. Bahkan, kemajuan ekonomi Blitar pernah ditentukan dengan keberhasilan atau kegagalan produksi tembakau.

Sungai Brantas yang mengalir dari timur ke barat membagi Kabupaten Blitar menjadi dua, yaitu bagian utara dan selatan. Bagian selatan Kabupaten Blitar (sering disebut Blitar Selatan) kebanyakan tanahnya berjenis grumusol. Tanah semacam ini hanya produktif bila dimanfaatkan untuk menanam ketela pohon, jagung, dan jati.

Sungai Brantas merupakan sungai terpanjang kedua di Jawa Timur setelah Bengawan Solo (sebagian mengalir di wilayah Jawa Tengah). Sungai ini memegang peranan penting dalam sejarah politik maupun sosial Provinsi Jawa Timur. Sungai yang berhulu di Gunung Arjuno ini turut membawa unsur-unsur utama dari dataran tinggi aluvial di Malang yang bersifat masam sehingga menghasilkan unsur garam yang berguna bagi kesuburan tanah.

Jalur Strategis

Tiga daerah subur, yaitu Malang, Kediri, dan Mojokerto, seakan-akan “diciptakan” oleh Sungai Brantas sebagai pusat kedudukan suatu pemerintahan, sesuai dengan teori natural seats of power yang dicetuskan oleh pakar geopolitik, Sir Halford Mackinder, pada tahun 1919. Teori tersebut memang benar adanya karena kerajaan-kerajaan besar yang didirikan di Jawa Timur, seperti Kerajaan Kediri, Kerajaan Singosari, dan Kerajaan Majapahit, semuanya beribukota di dekat daerah aliran Sungai Brantas.

Jika saat ini Kediri dan Malang dapat dicapai melalui tiga jalan utama, yaitu melalui Mojosari, Ngantang, atau Blitar, maka tidak demikian dengan masa lalu. Dulu orang hanya mau memakai jalur melalui Mojosari atau Blitar jika ingin bepergian ke Kediri atau Malang. Hal ini disebabkan karena saat itu, jalur yang melewati Ngantang masih terlalu berbahaya untuk ditempuh, seperti yang pernah dikemukakan oleh J.K.J de Jonge dan M.L. van de Venter pada tahun 1909.

Jalur utara yang melintasi Mojosari sebenarnya saat itu juga masih sulit dilintasi mengingat banyaknya daerah rawa di sekitar muara Sungai Porong. Di lokasi itu pula, Laskar Jayakatwang yang telah susah payah mengejar Raden Wijaya pada tahun 1292 gagal menangkapnya karena medan yang terlalu sulit. Oleh karena itulah, jalur yang melintasi Blitar lebih disukai orang karena lebih mudah dan aman untuk ditempuh, didukung oleh keadaan alamnya yang cukup landai.

Pada zaman dulu (namun masih bertahan hingga sekarang), daerah Blitar merupakan daerah lintasan antara Dhoho (Kediri) dengan Tumapel (Malang) yang paling cepat dan mudah. Di sinilah peranan penting yang dimiliki Blitar, yaitu daerah yang menguasai jalur transportasi antara dua daerah yang saling bersaing (Panjalu dan Jenggala serta Dhoho dan Singosari).

Meski di Blitar sendiri sebenarnya tidak pernah berdiri sebuah pemerintahan kerajaan. Akan tetapi, keberadaan belasan prasasti dan candi menunjukkan Blitar memiliki posisi geopolitik yang penting. Kendati kerajaan di sekitar Blitar lahir dan runtuh silih berganti, Blitar selalu menjadi kawasan penting. Tidak
mengherankan jika di Blitar terdapat setidaknya 12 buah candi.

Keberadaan Gunung Kelud yang sejak zaman purba rutin memuntahkan abu vulkanik dan aliran Sungai Brantas yang melintasi Blitar dari timur ke Barat seperti menjadi berkah alam yang membuat Blitar sudah amat lama memiliki masyarakat dengan kebudayaan dan peradaban yang cukup tinggi.

Salah satu bukti menunjukkan Blitar sudah muncul sejak abad 10. Bukti itu berbentuk prasasti yang terpahat di belakang arca Ganesha. Prasasti itu menyebutkan bahwa Kepala Desa Kinwu telah diberi anugerah oleh Raja Balitung, yang bergelar Sri Iswara Kesawasamarot tungga, beserta mahamantrinya yang bernama Daksa, sebidang tanah sawah. Prasasti itu kira-kira dibuat pada tahun 829 Saka atau 907 Masehi.

B. Asal Nama Blitar
Salah satu sumber sejarah yang paling penting adalah prasasti karena merupakan dokumen tertulis yang asli dan terjamin kebenarannya. Prasasti dapat diartikan sebagai tulisan dalam bentuk puisi yang berupa pujian
Kitab Negarakertagama

Pendapat yang mengatakan bahwa Blitar merupakan daerah perbatasan antara Dhoho dengan Tumapel dapat disimpulkan dari salah satu cerita dalam Kitab Negarakertagama karya Empu Prapanca. Disebutkan dalam kitab tersebut bahwa Raja Airlangga meminta Empu Bharada untuk membagi Kerajaan Kediri menjadi dua, yaitu Panjalu dan Jenggala. Empu Bharada menyanggupinya dan melaksanakan titah tersebut dengan cara menuangkan air kendi dari ketinggian Air tersebut konon berubah menjadi sungai yang memisahkan Kerajaan Panjalu dan Kerajaan Jenggala. Letak dan nama sungai ini belum diketahui dengan pasti sampai sekarang, tetapi beberapa ahli sejarah berpendapat bahwa sungai tersebut adalah Sungai Lekso (masyarakat sekitar menyebutnya Kali Lekso). Pendapat tersebut didasarkan atas dasar etimologis mengenai nama sungai yang disebutkan dalam Kitab Pararaton.

Kitab Pararaton
Diceritakan dalam Kitab Pararaton bahwa bala tentara Daha yang dipimpin oleh Raja Jayakatwang berniat menyerang pasukan Kerajaan Singosari yang dipimpin oleh Raja Kertanegara melalui jalur utara (Mojosari). Adapun yang bergerak melalui jalur selatan disebutkan dalam Kitab Pararaton dengan kalimat saking pinggir Aksa anuju in Lawor… anjugjugring Singosari pisan yang berarti dari tepi Aksa menuju Lawor… langsung menuju Singosari. Nama atau kata Aksa yang muncul dalam kalimat tersebut diperkirakan merupakan kependekan dari Kali Aksa yang akhirnya sedikit berubah nama menjadi Kali Lekso. Pendapat ini diperkuat lagi dengan peta buatan abad ke-17 (digambar ulang oleh De Jonge) yang mengatakan bahwa …di sebelah timur sungai ini (Sungai Lekso) adalah wilayah Malang dan di sebelah baratnya adalah wilayah Blitar.
Candi

Oleh karena letaknya yang strategis, Blitar penting artinya bagi kegiatan keagamaan, terutama Hindu, di masa lalu. Lebih dari 12 candi tersebar di seantero Blitar. Adapun candi yang paling terkenal di daerah ini adalah Candi Penataran yang terletak di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok. Menurut riwayatnya, Candi Penataran dahulu merupakan candi negara atau candi utama kerajaan. Pembangunan Candi Penataran dimulai ketika Raja Kertajaya mempersembahkan sima untuk memuja sira paduka bhatara palah yang berangka tahun Saka 1119 (1197 Masehi).

Nama Penataran ini kemungkinan besar bukan nama candinya, melainkan nama statusnya sebagai candi utama kerajaan. Candi-candi pusat semacam ini di Bali juga disebut dengan penataran, misalnya Pura Panataransasih. Menurut seorang ahli, kata natar berarti pusat, sehingga Candi Penataran di sini dapat diartikan sebagai candi pusat.

C. Hari Jadi
Enam abad yang lalu, tepatnya pada bulan Waisaka tahun Saka 1283 atau 1361 Masehi, Raja Majapahit yang bernama Hayam Wuruk beserta para pengiringnya menyempatkan diri singgah di Blitar untuk mengadakan upacara pemujaan di Candi Penataran. Rombongan itu tidak hanya singgah di Candi Penataran, tetapi juga ke tempat-tempat lain yang dianggap suci, yaitu Sawentar (Lwangwentar) di Kanigoro, Jimbe, Lodoyo, Simping (Sumberjati) di Kademangan, dan Mleri (Weleri) di Srengat.

Hayam Wuruk tidak hanya sekali singgah di Blitar. Pada tahun 1357 Masehi (1279 Saka) Hayam Wuruk berkunjung kembali ke Blitar untuk meninjau daerah pantai selatan dan menginap selama beberapa hari di Lodoyo. Hal itu mencerminkan betapa pentingnya daerah Blitar kala itu, sehingga Hayam Wuruk pun tidak segan untuk melakukan dua kali kunjungan istimewa dengan tujuan yang berbeda ke daerah ini.

Pada tahun 1316 dan 1317 Kerajaan Majapahit carut marut karena terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Kuti dan Sengkuni. Kondisi itu memaksa Raja Jayanegara untuk menyelamatkan diri ke desa Bedander dengan pengawalan pasukan Bhayangkara dibawah pimpinan Gajah Mada. Berkat siasat Gajah Mada, Jayanegara berhasil kembali naik tahta dengan selamat. Adapun Kuti dan Sengkuni berhasil diringkus dan kemudian dihukum mati. Oleh karena sambutan hangat dan perlindungan ketat yang diberikan penduduk Desa Bedander, maka Jayanegara pun memberikan hadiah berupa prasasti kepada para penduduk desa tersebut. Tidak diragukan lagi bahwa pemberian prasasti ini merupakan peristiwa penting karena menjadikan Blitar sebagai daerah swatantra di bawah naungan Kerajaan Majapahit. Peristiwa bersejarah tersebut terjadi pada hari Minggu Pahing bulan Srawana tahun Saka 1246 atau 5 Agustus 1324 Masehi, sesuai dengan tanggal yang tercantum pada prasasti. Tanggal itulah yang akhirnya diperingati sebagai hari jadi Kabupaten Blitar setiap tahunnya.

Pada masa kemunculan kerajaan-kerajaan Islam di Jawa, wilayah Blitar relatif tidak banyak disentuh. Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa (dimulai dari Demak hingga era Kasunanan Surakarta atau Kesultanan Yogyakarta) kebanyakan memang berada di wilayah Jawa Tengah.

Setelah pemerintah kolonial Hindia Belanda mulai membangun kota-kota menyusul doktrin Pax Neerlandica yang dilansir van Heutzs, Blitar juga ikut dikembangkan sebagai kota modern yang memungkinkan untuk dihuni oleh orang-orang Eropa. Pada 1 April 1906, pemerintah melansir beleid yang menetapkan Blitar sebagai gemeente (kotamadya). Pada 1928, status Blitar bahkan ditingkatkan sebagai Kota Karesidenan Blitar berdasar StaatbladNomor 497. Semasa pendudukan Jepang, status Blitar kembali berubah. Istilah “Gemeente Blitar” akhirnya diganti menjadi “Blitar Shi”. Sehingga pada Tanggal 1 April itulah yang akhirnya diperingati sebagai hari jadi Kota Blitar setiap tahunnya

D. Lambang Pemerintahan
Selama pemerntahan kolonial Belanda sekitar tahun 1920-an menggunakan lambang yang agak berbeda dari biasanya. Awalmulanya diadopsi dari lambang candi Penataran, yaitu sebuah komplek candi yang telah terkubur berkali-kali oleh material letusan gunung kelud yang jaraknya begitu dekat. Lambang tersebut dipilih juga sebagai symbol dari kebangkitan kota Blitar. dewan juga mengabungkannya dengan sebuah dinding bermahkota dan dua singa sebagai penyokong dengan moto “Labor Improbus Omnia Vincit” (berjuang memenangkan semuanya

Info Hari ke-4 Status Gunung Kelud

Jakarta - Sudah memasuki hari ke- empat pasca letusan yang mengeluarkan hujan abu, kini aktivitas Gunung Kelud mulai turun. Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) hari ini menurunkan status gunung dari awas (level IV) menjadi awas (level I)

Penurunan status Gunung Kelud tersebut disampaikan oleh Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Budiman saat memberikan bantuan kepada para pengungsi di Posko Balai Desa Segaran, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Minggu (16/2/14) pukul 12.30 WIB.

” Saat ini aktivitas gunung sudah mulai turun, dan statusnya kini menjadi awas level I. Namun demikian rekomendasi kawasan steril tetap pada radius 10 kilometer dari pusat lava,” ujar Jendral TNI Budiman.

Meskipun statusnya diturunkan, imbuh Budiman, namun kawasan zona bahaya tetap harus steril. Pihaknya telah menempatkan sejumlah anggota untuk memastikan pengungsi tidak memasuki zona steril. Sementara bagi para pengungsi yang tinggal diluar kawasan steril, diperbolehkan pulang.

Hasil monitoring pengamat vulkanologi menyebutkan, mulai pukul 18. 00- 06.00 WIB teramati kepulan asap putih bertekanan lemah, tinngi max 1000m, condong ke kearah utara, kegempaan tercatat 14 x hembusan tremor, 1 sd 3 mm menurun.

Cerita Peperangan Afganistan


International -  Bangsa Afghanistan dijuluki sebagai salah satu bangsa di dunia yang paling senang menderita akibat perang atau peperangan. Penderitaan terjadi karena banyak orang yang tidak tahu apa-apa, tapi nyawa hilang ditelan perang.

Penderitaan berkepanjangan, sebab setelah peperangan dengan bangsa lain berakhir, muncul perang baru yaitu perang saudara. Selain penderitaan, perang Afghanistan tercatat sebagai satu-satunya perang di dunia yang melibatkan begitu banyak tentara asing.

Untuk perang saudara, periode 2001 sampai 2014, tercatat 36 negara yang mengirimkan tentaranya untuk mencegah berlanjutnya perang saudara. Sedangkan tentara asing yang tewas sudah hampir mencapai 10 ribu orang. Kenyataannya, perang saudara tidak bisa dihentikan.

Kalau mau disederhanakan, total waktu yang digunakan bangsa Afghanistan untuk berperang sudah lebih dari seratus tahun atau satu abad. Tapi karena ada jedanya, maka total waktu perang, dibulatkan nenjadi hanya sekitar 100 tahun. Dengan rincian, sekitar 70 tahun selama abad pertengahan (tahun 1800-an hingga 1900-an awal) dan sisanya selama 30 tahun di abad modern yang dimulai 1919.

Perang terhadap bangsa asing, Inggris khususnya, terjadi abad pertengahan. Perang kedua negara memiliki sekuens. Ada masa jedanya, lalu kembali berperang. Sampai 1919 atau dalam kurun waktu hampir seratus tahun, meletus tiga kali peperangan antara Afghanistan dan Inggris.

Bagaimana kerusakan dan bentuk penderitaan perang Afghanistan-Inggris, tak ada rekamannya seperti di abad modern. Yang pasti perang kedua negara, memiliki keunikan dan perbedaan format dengan perang di abad modern. Perang dengan Inggris, tak bisa dihindari. Karena Inggris sendiri yang melakukan invasi ke Afghanistan dalam rangka memperluas koloninya.

Tapi perang di abad moden berbeda. Ada kekuatan internal Afghanistan yang sengaja mengundang kekuatan asing untuk masuk. Kekuatan internal itu biasanya politisi, mereka yang haus kekuasaan tetapi berpura-pura menjual gagasan, dalam rangka membela kedaulatan bangsa, membela keadilan dan kebenaran.

Di abad modern, Afghanistan tidak lagi menjadi sasaran Inggris. Tapi pada 1979, kedudukan Inggris (hendak) digantikan Uni Soviet (kini Rusia). Soviet tidak sepenuhnya berhasil di Afghanistan. Namun invasi Soviet menjadi awal dari perang saudara Afghanistan yang berkepanjangan dan sampai 2014 masih berkobar.

Ketika Soviet menginvasi Afghanistan, tiga provinsinya, Turkmenistan, Uzbekistan dan Kyrgyztan berada dalam satu daratan dengan Afghanistan. Kini ketiga provinsi sudah menjadi negara merdeka, berbarengan dengan bubarnya Uni Soviet.

Desember 1979 saat Uni Soviet masih menjadi salah satu kekuatan komunis di dunia, menginvasi Afghanistan. Soviet berhasil dengan terlebih dahulu menciptakan pemimpin bonekanya di Kabul. Adanya boneka dalam pemerintahan Afghanistan, membuat iring-iringan pasukan Soviet saat masuk kota Kabul, tak ada perlawanan sama sekali dari pasukan pemerintah.

Tapi invasi Soviet dengan segera mendapat perlawanan rakyat yang tidak punya kekuatan persenjataan, khususnya dari kelompok Mujahidin. Invasi ini juga segera memancing ketidaksukaan Amerika Serikat (AS) yang ketika itu sedang bermusuhan dengan Soviet dalam Perang Dingin.

AS yang sudah menelan kekalahan di Vietnam (Selatan) di 1975 segera mendekati Mujahidin dengan bantuan dana dan persenjataan. AS yang dipimpin Jimmy Carter khawatir, kalau Afghanistan menjadi "Vietnam Kedua". Yaitu seluruh wilayah Vietnam menjadi komunis.

Tapi di saat yang sama, kekuatan Islam lannya, ikut memerangi Soviet. Di antaranya Taliban. Setelah sepuluh tahun, 1989, Mujahidin berhasil mengusir Soviet dari Afghanistan. Hanya saja keberhasilan ini tidak membuat persatuan antara sesama bangsa Afghanistan mengental. Yang terjadi justru perang saudara, karena Mujahidin dan Taliban sama-sama ingin menjadi penguasa.

Pada 1996, Taliban yang didukung Pakistan, tetangga Afghanistan, akhirnya berhasil mengalahkan pemerintahan Mujahidin yang berpusat di Kabul. Namun baru dua tahun kemudian Taliban benar-benar menjadi penguasa di seluruh wilayah Afghanistan.

Komunitas dunia, khususnya negara-negara Barat, berubah menjadi musuh pemerintahan Taliban. Sebab, Islam Taliban tidak bersepaham dengan dunia Barat. Kekuasaan Taliban hanya berlangsung lima tahun (1996 - 2001). Taliban dijatuhkan oleh AS bersamaan dengan perburuannya terhadap Osama bin Laden yang dituduh Washington sebagai otak penyerangan menara WTC 11 September 2001.

Sejak itu yang berkuasa di Afghanistan, pemerintahan boneka dibawa kontrol AS. Sebaliknya di luar Kabul, ibu kota Afghanistan, bermunculan kelompok Islam yang melawan kehadiran AS dan sekutu Baratnya. Semua kelompok perlawanan itu menggunakan bendera Taliban. Sampai detik ini tak ada yang bisa memprediksi apalagi memastikan, kapan perang Afghanistan berakhir. Ketidakpastian merupakan hal yang normal bagi dan di Afghanistan.

Di tengah ketidakpastian ini, 5 April 2014 akan digelar Pemilu untuk memilih Presiden yang baru. Karena Hamid Karzai yang sudah dua periode berturut menjadi presiden sesuai UU tidak bisa lagi dipilih. Di tengah ketidakpastian, di saat Afghanistan sedang menyeleksi siapa presiden yang paling cocok, AS dan sekutu-sekutunya sedang bersiap-siap menarik pasukannya dari Afghanistan.

Penarikan lebih dari 15 ribu pasukan asing ini, dari segi kedaulatan sangat positif bagi Afghanistan. Tapi penarikan yang akan meninggalkan kekosongan itu, pasti juga punya risiko. Perang saudara yang terdiri dari banyak faksi, bakal bermunculan. Bangsa Afghanistan akan saling bunuh. Dunia, khususnya Barat, yang sudah meninggalkan bumi Afghanistan, menciptakan ketidakpastian. Sama dengan meletakkan bom waktu di mana-mana.

Sehingga di waktu-waktu mendatang, Afghanistan masih akan menghadapi persoalan baru tetapi sejatinya merupakan peninggalan lama. Yaitu bagaimana mengakhiri sebuah peperangan, pekerjaan yang sangat melelahkan yang hasilnya tetap nihil.

Perang, seberapapun skalanya, merupakan sebuah tragedi. Mudah-mudahan tragedi Afghanistan, tidak merambah ke mana-mana, terutama ke Indonesia. Mudah-mudahan Pemilu 2014, yang akan memilih Presiden atau pemimpin baru, tidak menjadi ajang perpecahan. Juga tidak ada bom waktu dan tak ada agenda kekuatan asing yang berpura-pura mau membantu. Bagaimana pun, Perang Afghanistan merupakan sebuah pembelajaran sangat berharga.

Cerita Gunung Kelud Identik Dengan Kekuasaan

Jakarta - Memasuki hari ke-4 letusan Gunung Kelud  membuat seluruh aktifitas menjadi terhenti sejak, Kamis (14/2) malam pukul 22:50 WIB (13/2/2014), menurut cerita dari berbagai kalangan bahwa di Jawa kembali diingatkan tentang sejarah politik Tumapel (kelak menjadi Singosari) di masa lampau.

Letusan Kelud menjadi penanda pergantian kekuasaan di Tumapel, Jawa Timur menjelang kudeta Ken Arok dengan cara membunuh Tunggul Ametung, Akuwu Tumapel waktu itu. Erupsi Kelud menebar kegelapan dalam pergantian kekuasaan di Kerajaan Tumapel yang kelak menjadi Singosari itu.

Konon, kawah Kelud itu sebenarnya juga merupakan kuburan dari keris Empu Gandring. Meski kebenaran atas kisah ini masih perlu pembuktian, namun banyak warga yang mempercayainya. Menurut sejarah lokal, bayang-bayang kutukan Empu Gandring terus menghantui pemerintahan Singosari.

Singosari ingin menghancurkan keris buatan Empu Gandring sebagai upaya memutus mata rantai kutukan. Senopati Bungalan ditugasi melarung keris itu ke kawah Gunung Kampud (Gunung Kelud). Di titik didih yang sangat menyengat, keris itupun hancur lebur.

Sejarah mencatat, betapa haus darahnya keris ciptaan Empu itu. Selain merenggut jiwa si penciptanya (Empu Gandring) sendiri, juga merenggut jiwa pemesannya (Ken Arok), Tunggul Ametung, dan beberapa raja Singosari (1222-1254) lainnya.

Keris itu sendiri berhasil mencabut nyawa Empu Gandring, Akuwu Tunggul Ametung, prajurit Kebo Ijo, Ken Arok dan Anusapati. Setelah membunuh Anusapati dengan keris Empu Gandring, Tohjaya pun naik tahta menjadi Raja Singosari.

Namun belum setahun menjadi Raja Singosari, ia tewas dalam sebuah pemberontakan yang dikobarkan Ranggawuni (anak Anuspati) dan Mahesa Cempaka (anak Mahesa Wong Ateleng). Ranggawuni kemudian menjadi raja Singosari dan bergelar Wisnuwardhana (1248-1268). Kilasan historis ini sekadar gambaran bahwa gejala letusan gunug berapi yakni Kelud, secara simbolik bertautan dengan fenomena kekuasaan Jawa masa lampau.

Pekan ini, Kelud kembali erupsi. Adakah ini pertanda datangnya ramalan Jayabaya tentang bencana Pulau Jawa? Pulau Jawa bisa tenggelam? Pasti banyak orang yang tidak percaya dan ragu. Namun pertanyaan ini bukan sekadar omong kosong apalagi jika melihat opini para pakar geologi. Jangka Jayabaya sudah berbicara mengenai hal itu. Ramalan soal kehancuran tanah Jawa, terutama mengenai Raja Kediri Jayabaya setelah seratus tahun perang sabil sudah nyaris terlupakan.

Sejak abad ke 15, Kelud telah merenggut korban lebih dari 15 ribu jiwa. Pada 1586, letusannya merenggut lebih dari 10 ribu jiwa. Gunung berapi yang memiliki ketinggian lebih rendah dari gunung berapi lainya di Pulau Jawa (1.731 mdpl) itu memiliki kekuatan yang menggetarkan ketika batuk.

Untuk meminimalisir korban, sebuah sistem untuk mengalihkan aliran lahar dibuat secara ekstensif pada 1926, dan masih berfungsi hingga kini. Fenomena Kelud menunjukkan hukum geologis: sewaktu-waktu bumi ini akan mengalami pergeseran, baik akibat gempa tektonik atau letusan gunung berapi. Adapun faktor manusianya sendiri, akibat manusia banyak melakukan kejahatan dan dosa besar lainnya.

Sehingga energi negatif yang beredar diserap oleh alam Pulau Jawa yang mengakibatkan ketidakseimbangan pulau ini. Pada abad ke-20, Gunung Kelud tercatat meletus beberapa kali, yakni pada 1901, 1919, 1951, 1966, dan 1990. Pola ini membawa para ahli gunung api memprediksi siklus 15 tahunan untuk letusan Gunung Kelud.

Memasuki abad ke-21, gunung Kelud terakhir bererupsi pada 2007, 2010, dan 2014. Perubahan frekuensi ini terjadi akibat terbentuknya sumbat lava di mulut kawah gunung. Jangka Jayabaya menyebutkan tanda-tanda bencana alam sebagai isyarat hitam putihnya politik sebuah negara dan pergantian kekuasaan yang mengitarinya.

Letusan Kelud, sebagaimana pesan Jayabaya, setidaknya menjadi penanda yang selayaknya tak diabaikan masyarakat dan negara.

SBY Akan Tinjau ke Wilayah Bencana Kelud, Tentara Sterilisasi Jalur Kedatangan

 
Jakarta - Ada sekitar 2.500 personil TNI dikerahkan untuk lakukan sterilisasi jalan guna menyambut kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kediri, Jawa Timur. Para TNI ini sejak Sabtu (15/2/14),  sudah mulai melakukan pembersihan di beberapa jalur yang akan dilalui Presiden dan rombongan.

Salah satunya di kawasan Pendopo Kabupaten Kediri. Jalur tersebut sebelumnya penuh dengan tumpukan material abu vulkanis mencapai ketebalan 5 sentimeter sampai 6 sentimeter.

Informasi yang didapat "Kita kerahkan 2.500 personil. Penyisiran dilakukan dibeberapa jalur yang akan dilalui presiden," kata Letkol Heriyadi, Insider Commander Satlak PB, Minggu (16/2/14).

Presiden SBY didampingi Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono dan sejumlah menteri bertolak ke Madiun, Jawa Timur, dengan menggunakan Kereta Api Luar Biasa dari Stasiun Gambir, Jakarta, Minggu (16/2/14) pukul 07.00 WIB. Mereka akan meninjau langsung penanganan korban letusan Gunung Kelud.

SBY dan rombongan diperkirakan tiba di Stasiun Madiun pukul 19.00 WIB. Menginap semalam, Presiden akan ke Kediri menggunakan mobil pada Senin (17/2/14).

Di Kabupaten Kediri, SBY diagendakan mengunjungi posko satuan pelaksana penanggulangan bencana di Kawasan Simpang Lima Gumul. Selain itu, SBY juga akan meninjau posko pengungsi Balai Pamitran, Desa Segaran, Kecamatan Wates. Presiden juga dijadwalkan mengunjungi pengungsi korban erupsi Gunung Kelud di Kabupaten Blitar, masih di Jawa Timur.

Jumat, 14 Februari 2014

14 Anggota Al Qaeda Lepas Dari Penjara Yaman

International - Akibat aksi penyerangan salah satu penjara di Yaman membuat 14 narapidana, yang sebagian besar anggota Al Qaeda, berhasil melarikan diri dari sebuah penjara di ibu kota Yaman.

Informasi yang didapat, bahwa belasan napi itu melarikan diri setelah ada sejumlah pria bersenjata melancarkan serangan mematikan terhadap markas penjara itu.

Diketahui ada tujuh orang polisi dan tiga orang bersenjata tewas, kata Kementerian Dalam Negeri Yaman dan para pejabat keamanan. Dua polisi lain dan dua orang bersenjata terluka, dan salah seorang penyerang ditangkap, kata kementerian itu.

Serangan dari dua arah itu, dimulai ketika sebuah kendaraan bermuatan bahan peledak meledak di pintu masuk sebelah timur fasilitas tersebut, tak lama setelah matahari terbenam.

Serangan itu menimbulkan lubang di pagar penjara, kata beberapa pejabat keamanan.
Pada saat yang sama, orang-orang bersenjata menyerang para penjaga di pintu masuk utama, menciptakan pengalihan yang memungkinkan beberapa tahanan melarikan diri melalui lubang di pagar tersebut.

Seorang pejabat mengatakan, 14 orang narapidana, kebanyakan anggota Al Qaeda, telah melarikan diri.
Sejumlah warga sebelumnya mengatakan, ledakan dan tembakan senjata berat terdengar di dekat penjara, di bagian utara Sanaa. Tak lama setelah itu bala bantuan keamanan dikirim ke daerah tersebut.

Sejarah Meletusnya Gunung Kelud

Jakarta - Gunung Kelud yang memiliki ketinggian 1,731Mdpl merupakan salah satu gunung yang cukup aktif di Indonesia. Dan gunung ini bahkan diperkirakan sudah meletus lebih dari 30 kali sejak Tahun 1000-2014

Akibat meletusnya gunung tersebut pada Kamis (13/2/2014), tercatat gunung ini sudah beberapa kali meletus dalam rentang waktu 1919-2007.

Kronologi pada 19 Mei 1919, Gunung Kelud meletus, yang menewaskan sedikitnya 5.000 orang, sebagian besar dari mereka tewas karena diterjang lahar dan awan panas.

Setelah cukup tenang selama beberapa puluh tahun, Kelud kembali aktif pada 1951, 1966, dan 1990, yang secara total menewaskan 250 orang.

Setelah letusan pada 1966, Pemerintah Indonesia membangun Terowongan Ampera di sisi barat daya kawah untuk mengurangi volume air di danau yang berada di kawah gunung sehingga mengurangi bahaya lahar panas.

Pada awal Februari 1990, Kelud kembali meletus melemparkan materi vulkanis hingga ketinggian tujuh kilometer. Akibat letusan ini, sedikitnya 30 orang meninggal dunia.

Pada 16 Oktober 2007, pemerintah memerintahkan 30.000 warga di sekitar gunung itu harus mengungsi, setelah para ahli mengatakan gunung itu dalam kondisi siap meletus.

Akhirnya, Kelud meletus pada 3 November 2007 pukul 03.00 dini hari. Sehari sesudahnya, Kelud memuntahkan abu vulkanis setinggi 500 meter ke udara. Letusan terus terjadi hingga 8 November 2007.

Dan kini terjadi kembali letusan tersebut.

Hujan Abu, Bandara di Tutup

Jakarta - Tingginya letusan gunung kelud mencapai 500 meter lebih membuat tebaran Abu Vulkanik menutupi seluruh area yang berdekatan dengan wilayah tersebut. Terlebih para pengguna jalur penerbangan harus melakukan destinasi pemberangkatan sampai menunggu kapan jarak pandang dapat dilalui.

Informasi yang didapat ada beberapa bandara yang saat ini telah mengehntikan pemberangkatan antara lain Bandara Juanda, Bandara Abdurrahman Saleh, Bandara Adi Sucipto dan Bandara Adi Sumarmo.

"Kami masih menunggu informasi dari pengelola, apakah sudah dapat terbang atau belum. Tapi kami masih belum mendapat kepastian apapun karena pembatalan keberangkatan penerbangan kami bukan karena masalah teknis, tapi karena bencana alam," tutur Pudjobroto, salah satu petugas bandara penerbangan di Indonesia, Jumat (14/2/2014).

Sampai saat ini pihak penyedia penerbangan belum dapat memastikan jadwal keberangkatan.